INIBORNEO.COM, PONTIANAK – Universitas Tanjung Pura melakukan penandatanganan kerjasama Mitra Penanganan Stunting dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar di ruang kerja Rektor Untan, Rabu (3/5/2023).
Rektor Universitas Tanjungpura Prof Garuda Wiko menyampaikan apresiasi kepada BKKBN Kalbar karena telah melibatkan Untan menjadi mitra dalam penanganan stunting. Hal tersebut disampaikannya saat menerima Audiensi dari Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan (Latbang) BKKBN Muhammad Rizal Martua Damanik bersama Kepala BKKBN Kalbar Pintauli Romangasi Siregar sekaligus penandatanganan kerjasama tersebut.
“Tentu kita perlu menurunkan angka stunting, karena stunting ini kan persoalannya terkait masa depan. Hal lainnya lagi tentu ini tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” ungkapnya.
Dengan kerjasama ini, Untan akan melibatkan seluruh civitas Untan mulai dari dosen hingga mahasiswa sebagai SDM yang turut dalam penanganan stunting di Provinsi Kalbar melalui berbagai program yang ada. Salah satunya, dalam pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Mahasiswa dan pengabdian kepada masyarakat oleh para Dosen.
“Nanti akan kita fokuskan beberapa hal yang tentu saja melalui kerjasama dengan BKKBN Kalbar akan jauh lebih fokus. Sehingga kita akan tahu dan dapat menggunakan juga data presisi yang dimiliki oleh BKKBN, untuk tahu program itu bisa langsung berdampak dan dapat dieksekusi secara tepat dan efisien,” jelasnya.
Di tempat yang sama Muhammad Rizal Martua Damanik Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan (Latbang) BKKBN mengatakan Perguruan Tinggi masuk dalam Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) yang sudah terstruktur dari pusat sampai ke tingkat provinsi, kabupaten kota bahkan kecamatan hingga desa.
“Dalam hal ini, Perguruan Tinggi juga masuk sebagai koordinator bidang atau ketua bidang monitoring dan evaluasi termasuk juga data,” ujarnya.
Menurutnya, partisipasi dari perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam kegiatan penurunan stunting karena memiliki SDM yang berkualitas dan dapat menciptakan inovasi-inovasi terkait penurunan stunting
“Alangkah baiknya inovasi ini tidak hanya bertengger di rak-rak perpustakaan, tapi langsung dipraktekan di lapangan. Contoh diantaranya memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh Kalbar terhadap tanaman aloevera yang mempunyai banyak khasiatnya,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar, Pintauli Romangasi Siregar menambahkan, kerjasama dan kolaborasi dalam penanganan stunting ini tidak akan berhenti sampai disini saja. Ia memastikan BKKBN Provinsi akan terus memaksimalkan peran mitra yang ada di perguruan tinggi khususnya yang ada Provinsi Kalbar.