Jaga Ekonomi di Tengah Pandemi, Pemkab Dorong Digitalisasi UKM

- News
  • Share

INIBORNEO.COM, Kubu Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus mendorong kinerja konsumsi dan investasi demi menjaga stabilitas ekonomi dimasa pandemi dengan meningkatkan daya beli masyarakat.

Hal itu diungkapkan Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat menjadi pembicara pada Dialog Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19 dan Langkah Kebijakan Ancaman Resesi Ekonomi Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, beberapa waktu yang lalu.

Muda mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya telah melakukan sejumlah inovasi pemulihan ekonomi, antatralain dengan mendorong Aparatur Sipil Negara membeli beras petani Kubu Raya. Termasuk upaya pengembangan pasar sistemik dengan melibatkan institusi-institusi lainnya di Kubu Raya.
“Dengan langkah ini, tidak hanya menjamin pasar tetapi juga sekaligus upaya memulihkan ekonomi masyarakat. Dengan berasnya terjual petani mendapatkan penghasilan yang mendorong untuk berbelanja. Dengan sendirinya ekonomi masyarakat menjadi berputar,” terangnya.

Ia melanjutkan, seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah juga diminta melakukan percepatan penyerapan anggaran. Khususnya program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Seperti pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan lain-lain.
“Dengan percepatan pencairan program, akan mendorong belanja masyarakat,” ujarnya.

Upaya pemulihan lainnya dilakukan melalui penguatan usaha-usaha kecil menengah (UKM). Penguatan tersebut dilakukan pada basis data maupun kualitas produksi dari UKM. Baik yang bergerak di sektor jasa maupun perdagangan.
“Itu benar-benar bisa terdata dengan baik dan kita bisa mendorongnya. Apalagi sektor pertanian dalam arti luas menjadi basis. Seperti perikanan, perkebunan, dan lain-lain. Kemudian sektor pertanian baik beras, jagung, sayur mayur. Ini olahan-olahannya juga kan terhitung sebagai UKM yang sangat-sangat produktif yang bisa didorong,” tuturnya.

Lebih jauh Muda mengatakan pihaknya juga mendorong upaya digitalisasi pada pelaku-pelaku UKM. Digitalisasi pasar, menurutnya, harus segera dilakukan karena akan membuka peluang lebih luas yang dapat memperkuat eksistensi UKM. Ia menerangkan penerapan sistem nontunai dalam pengelolaan dana desa di Kubu Raya telah menjadi embrio bagi tumbuhnya perspektif digital di Kubu Raya.
“Kalau desa sekarang pengelolaan dana desanya saja sudah nontunai, ini sebetulnya embrionya kita sudah membangun basis cara dan membiasakan cara-cara nontunai di masyarakat kita. Sehingga akhirnya UKM juga dengan cara ini akan lebih mudah dalam pengelolaannya, transparan, dan lebih efektif. Termasuk badan-badan usaha milik desa dan semua lembaga tani, nelayan, dan seterusnya,” jelasnya.
Muda mengatakan penguatan UKM melalui digitalisasi akan berdampak pada kemampuan menahan lajunya produk impor. Ia menerangkan digitalisasi UKM dimulai dari pendataan komprehensif tentang profil UKM yang ada. Seperti nama usaha, lokasi, hingga dokumentasi kegiatan usaha.
“Oleh dinas terkait, semua UKM di seluruh desa harus kita database-kan seperti itu. Supaya bisa membuat mereka bertanggung jawab karena jelas datanya, tidak bisa bisa dikaburkan karena berbasis Nomor Induk Kependudukan. Dengan begitu semuanya bisa dikawal dengan baik. Program dan skema-skema untuk pembiayaan UKM ini jangan sampai kita lewatkan baik yang dari pusat maupun kita sendiri. Termasuk mata rantai jaringan pasarnya,” paparnya. (bella)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *