PONTIANAK – Di tengah situasi daerah dilanda pandemi Covid-19, ternyata komoditas kelapa sawit cukup teruji daya tahannya. Hal itu terlihat dari pergerakan harga CPO, khususnya di Kalimantan Barat (Kalbar), yang konsisten menguat.
“Harga rata-rata CPO selama semester I tahun 2021 berada posisi Rp 9.907, /kg harga terbaik berada pada bulan Mei 2021 yaitu sebesar Rp 10.771/Kg,” ungkap Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalbar, Purwati Munawir, Senin (21/6/2021)
Posisi harga tersebut, kata dia, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan harga CPO semester I tahun 2020 yaitu sebesar Rp 7.663/kg maupun harga rata rata CPO tahun 2020 yaitu sebesar Rp 8.117/kg.
Memasuki semester kedua di tahun 2021, pihaknya memperkirakan harga CPO Kalbar masih cukup kuat dengan fluktuasi tidak signifikan. Dengan catatan, kebijakan pemerintah terkait dengan Biodisel dapat berjalan dengan baik, serta sasaran ekspor ke China, India dan beberapa negara Eropa berjalan normal.
DI samping itu, adanya komitmen pelaku usaha dalam meminimalisir gangguan karhutla tahun 2021 diharapkan akan mempertahankan kinerja produksi sawit Kalbar untuk tahun 2022. Kemudian, terjadinya La Nina di kawasan tropis pasifik terutama pada sentra produksi minyak kedele, jagung ikut memberikan kontribusi penguatan daya saing CPO terhadap minyak nabati lainnya.
“Kondosi harga yang baik ini tentu akan berpengaruh positif bagi sisi penerimaan petani sawit kita, sehingga diharapkan dari sisi pengeluaran dapat terkelola dengan baik,” pungkas dia.**