INIBORNEO.COM, Pontianak – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Barat meluncurkan komik “Orang-Orang Sabar Bubu, Penjaga Tanah Leluhur” dan kronik kehadiran perkebunan kayu PT. Mayawana Persada. Kegiatan dilaksanakan di Sekretariat Walhi Kalimantan Barat, Jumat (28/6/2024).
Peluncuran produk pengetahuan dalam bentuk buku cerita bergambar dan kronologis ini bagian dari rangkaian media briefing bertajuk “Orang-orang Sabar Bubu dan sekitarnya, Penjaga Tanah Leluhur yang Terancam Kriminalisasi” dilakukan saat bersamaan.
Direktur Walhi Kalimantan Barat, Hendrikus Adam menyebut bahwa praktik ekonomi ekstraktif yang menjadikan sumberdaya alam, wilayah kelola rakyat dan bahkan makam leluhur masyarakt di komunitas sebagai tumbal tergambar dari situasi di Sabar Bubu dan sekitarnya dalam wilayah Desa Kualan Hilir seiring hadirnya perkebunan kayu PT. Mayawana Persada.
“Melalui media ini (komik) diharapkan dapat menjadi sarana penyampai informasi yang efektif atas situasi ketidakadilan yang dialami warga korban dan ruang hidupnya yang diambil paksa. Sembari berharap agar membuka mata pemerintah untuk menghadirkan rasa keadilan, memberikan pemulihan atas hak-hak warga dan ruang hidup masyarakat sekitar,” kata Adam.
Hendrikus Adam mengingatkan bahwa daya rusak sosial-ekologis praktik ekonomi ekstraktif melalui aktivitas perusahaan telah merenggut harapan dan masa depan masyarakat di komunitas untuk menikmati lingkungan hidup yang baik dan hak asasinya sebagai warga negara.
“Upaya kriminalisasi terhadap rakyat perjuang lingkungan hidup yang berjuang atas wilayah kelolanya dan keberlanjutan kehidupannya mesti dihentikan. Sesungguhny dalam kasus yang dialami masyarakat adat Dayak Kualatn di Sabar Bubu, Lelayang dan sekitarnya, negara seolah tiada,” pungkas Adam.
Dikesempatan yang sama, illustrator komik Maratushsholihah menyebut beda karyanya dengan tulisan atau berita lebih kecil, bisa menyentuh masyarakat yang mungkin tidak sempat untuk membaca artikel. Di komik juga mau mencoba untuk mencapture hal-hal yang tidak masuk dalam berita misalnya sebelumnya pernah ada perusahaan dan ada upaya masyarakat adat beserta tetua adat berjuang agar lahannya tidak digusur.
“Selain itu juga mencapture hal-hal yang kayaknya sederhana, seperti permainan yang (bahannya) didapat dari hutan. Hal kecil tapi berguna untuk melestarikan adat di komunitas,” ungkapnya.