INIBORNEO.COM, JAKARTA 24 JUNI 2020 – Sesuai dengan amanat kebijakan “Merdeka Belajar”, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat disederhanakan. Guru dapat dengan bebas memilih, membuat, menggunakan dan mengembangkan format RPP. Di masa pandemi Covid-19, guru perlu didukung untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan metode belajar dari rumah (BDR) sesuai dengan konteks daerah.
Untuk itu, Wahana Visi Indonesia (WVI) mengadakan seminar Webinar untuk memberi ruang bagi para guru sekolah di wilayah dampingan, yaitu di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) untuk saling berbagi pengalaman dan mengembangkan serta melaksanakan RPP Merdeka Belajar di masa pandemi Covid-19.
Dalam situasi pandemi, maka RPP pun harus disesuaikan dengan metode belajar dari rumah (BDR). Metode BDR yang disarankan oleh Kemendikbud adalah metode pembelajaran jarak jauh secara daring (online) melalui portal/aplikasi dan secara luring (offline) melalui televisi, radio, modul belajar mandiri, lembar kerja, dan media belajar di lingungan sekitar.
Education Team Leader WVI Mega Indrawati menyebutkan, berdasarkan hasil “Covid-19 Rapid Recovery Assessment” WVI, 1 dari 3 responden tidak mendapatkan akses BDR, dan hanya 68% responden yang mendapatkan akses BDR. Selain itu, juga ditemukan data bahwa 41% responden menggunakan pembelajaran secara luring (melalui TV, radio dan kunjungan rumah dengan memperhatikan protokol kesehatan) dan 30% responden melakukan pembelajaran melalui daring (Whatsapp dan Aplikasi online).
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, guru harus berperan aktif dalam menghidupkan semangat pendidikan dan memberikan hak anak untuk belajar. Guru perlu kreatif untuk tetap mengajar dalam masa BDR termasuk mengembangkan RPP yang lebih sederhana dan aplikatif sesuai dengan konteks 3T baik secara luring maupun daring, mengingat berbagai keterbatasan di daerah 3T (kepemilikan gawai dan juga akses internet).
“Kami berharap Webinar ini dapat menjadi peer learning antarguru di mana pun yang menghadapi tantangan serupa. Dengan berbagi antar sesama profesi guru, kami harap akan muncul semangat mengajar sesuai dengan inisiatif Merdeka Belajar di mana guru diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengajar sesuai dengan konteks, minat dan kesesuaian daerah masing-masing,” kata Mega.
Dalam kegiatan Webinar, guru-guru banyak bercerita tentang pembelajaran luring yang dilakukan. Esnawati guru dari SDN 5 Angan Tembawang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, mengatakan tetap dapat mengajar anak-anak literasi dengan tema yang menarik dan membuat penilaian yang sederhana.
Di Kabupaten Jayawijaya, Papua, Yuliatin, guru dari SD Wamena mengaku tetap bersemangat meski menghadapi berbagai tantangan mengajar di pedalaman. “Saya tetap bisa mengajar dengan menggunakan Whatsapp termasuk untuk mengajar matematika. Untuk komunikasi yang lebih luas juga dilakukan program belajar dari rumah oleh WVI yang disiarkan RRI di Wamena,” tutur Yuliantin.
Widyaishwara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalbar, Kasim, menyampaikan pentingnya guru dalam berfikir kreatif untuk menggunakan media pembelajaran dari sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan dapat memotivasi siswa. Selama masa pandemi Covid-19 pembelajaran dapat menggunakan daring, luring atau gabungan. Tugas yang diberikan kepada siswa dan refleksi juga dapat dijadikan sebagai salah satu alat penilaian.
DI Nusa Tenggara Timur, Mikaela, seorang guru kelas V SD Inpres Edat, Kabupaten Sikka, mengaku tetap bersemangat meski menghadapi berbagai kendala. “Saya menyadari keterbatasan ini, namun itu tidak membuat saya menyerah. Saya tetap berusaha yang terbaik untuk anak-anak didik saya. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, mereka harus dibekali ilmu pengetahuan untuk masa depannya. Guru tetaplah guru, dimasa sulit sekalipun,” tutur Mikaela. (r-papiadjie)