Terbuka dalam Keberagaman, Kelenteng Paticca Samuppada Pekerjakan Muslim

  • Share
Susanto, pekerja muslim di Kelenteng Paticca Samupadda. (Foto: Anty)

INIBORNEO.COM, Pontianak – Beragam suku dan budaya di Kalimantan Barat membuat toleransi semakin kuat. Salah satu kelenteng di Pontianak, Vihara Paticca Samuppada, justru mempekerjakan muslim untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan dan keberlangsungan ibadah disana.

“Vihara atau kelenteng kita ini terbuka untuk semua orang, apalagi untuk umat yang sembahyang. Akan tetapi kalau ada yang mau datang untuk membantu juga dipersilakan,” kata Rudy Leonardo selaku Ketua Majelis Agama Konghucu ketika ditemui pada Selasa (14/01/2025).

Menurut Rudy, keputusan untuk melibatkan pekerja dari berbagai latar belakang agama adalah wujud dari nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi di kelenteng tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada ajakan untuk berpindah keyakinan kepada para pekerja non-Konghucu.

Rudy Leonardo, Ketua Majelis Agama Konghucu Kalbar.

“Sebenarnya hal ini cukup sensitif karena menyangkut kepercayaan, namun di tempat kami memang terbuka untuk semua orang terlepas dari kepercayaan mereka,” tegasnya lagi.

Kelenteng Paticca Samuppada sendiri telah berdiri sejak ratusan tahun lalu dan merupakan kelenteng Tridharma, yang menggabungkan tiga tradisi: Konghucu, Buddha, dan Taoisme. Rudy menjelaskan bahwa kelenteng tersebut lahir sebagai respons atas keterbatasan kegiatan agama Konghucu selama era Orde Baru, sehingga mengakomodasi kepercayaan lain sebagai bentuk solusi.

Susanto, salah satu muslim yang bekerja di kelenteng Paticca Samuppada mengatakan bahwa selain kebutuhan ekonomi, menurutnya Konghucu merupakan agama yang menarik. “Selama lima tahun bekerja, saya tidak pernah mendapatkan gunjingan terkait pekerjaannya di kelenteng ini karena disini tidak ada yang membeda-bedakan agama lain,” ungkapnya.

Altar sembahyang di Kelenteng Paticca Samupadda.

Ia dan lima pekerja Muslim lainnya bertugas menjaga kebersihan kelenteng, termasuk membersihkan abu dupa dan menyiapkan perlengkapan sembahyang. Susanto atau yang biasa dipanggil Yanto mengatakan bahwa semua orang bisa saling menyatu di kelenteng tersebut.

“Saya tetap teguh pada keimanan saya dan mungkin memang rezekinya dapat disini,” pungkasnya.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *