INIBORNEO.COM, Pontianak – Risiko Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) harus dikelola dengan baik. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, Rudy M. Harahap, ketika berkunjung ke lokasi Proyek SGAR PT BAI di Mempawah, Kamis (17/05), didampingi oleh Koordinator Pengawasan Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP), Barlian F. Saragih, beserta tim.
Kunjungan itu untuk meninjau langsung pembangunan proyek yang sudah mencapai progres pembangunan sebesar 86,98%. Proyek SGAR PT BAI merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), sebagai komitmen pemerintah dalam program hilirisasi sumber daya mineral.
Kedatangan Rudy tersebut disambut oleh Manager Satuan Pengawasan Intern PT BAI, Dwi Santoso, beserta tim. Rudy beserta tim ini memastikan proyek berjalan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku, serta menerapkan manajemen risiko proyek.
“Jangan sampai pembangunan proyek yang sudah berjalan ini ke depannya mangkrak akibat manajemen risiko yang buruk,” ujarnya.
Barlian juga menuturkan, banyaknya proyek yang mangkrak disebabkan oleh risiko-risiko yang tidak terkelola dengan baik.
Menanggapi hal tersebut, Dwi mengatakan, pihaknya saat ini terus mengupayakan pengelolaan risiko dengan baik. “Kami sangat membutuhkan pendampingan dari BPKP untuk mengawal pembangunan proyek ini. Tentu apa yang sudah terjalin selama ini sangat membantu kami,” katanya.
Ia berharap BPKP akan terus mengawal dan memberikan rekomendasi dalam manajemen proyek agar lebih baik dan berkualitas.
Terakhir, Rudy menyampaikan, pembangunan proyek tersebut diharapkan dapat memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, serta lingkungan sosial.
