Mengenal Omega Bisnis Sabun yang Besar di Pontianak

  • Share
Sabun merek Omega yang diproduksi oleh industri kecil yang ada di Kota Pontianak

INIBORNEO.COM, Pontianak – Berbagai macam produk sabun pembersih dihasilkan sebuah industri kecil dari sudut Kota Pontianak. Produk yang dihasilkan adalah deterjen pakaian, sabun cuci piring, sabun cuci tangan, pewangi pakaian parfum pakaian, sabun lantai, karbol lantai, pembersih kaca, dan shampo motor.

“Sehari kami produksi sekitar 130-150 diriijen. Satu dirijen sama dengan lima liter cairan,”  ungkap Cahyo Setiadi.

Industri yang berlokasi di Jalan Purnama, Pontianak Selatan tersebut dikenal dengan merek dagang bernama Omega. Cahyo merupakan pemiliknya. Usaha tersebut merupakan usaha keluarga yang semula dirintis oleh saudara kandungnya, dan didirikan pada tahun 2015. 

Cahyo bergabung dengan bisnis sang kakak sejak tahun 2018 untuk memajukannya bersama. Pria bertubuh tinggi ini meminta sang kakak untuk fokus pada formula sabun dan menjaga kualitas produk, sementara urusan manajemen dan marketing diserahkan kepada dirinya.

Saat ini, produk tersebut dipasarkan di Kalimantan Barat serta Yogyakarta dan sekitarnya. Rumah produksinya juga berada di kedua daerah itu. Untuk yang di Yogyakarta, saudara Cahyo yang mengelola. 

“Kalau di Kalbar, produk ini sudah ada tersedia, kecuali di Bengkayang,” tuturnya.

Produk sabun ini kebanyakan dikemas dalam kemasan jerigen, namun ada pula dalam kemasan botol. Meski berskala industri kecil, produk yang beredar ini sudah ada yang mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Bila sudah mendapatkan izin edar tersebut, maka produk ini sudah melalui proses dan standarisasi yang aman sehingga boleh digunakan oleh masyarakat. Selain itu, produk ini bisa dipasarkan ke wilayah mana pun di tanah air.

Bisnis pembuatan sabun yang telah berjalan sekitar delapan tahun tersebut diakuinya tidaklah mudah. Pasang surut usaha lumrah terjadi. Namun sebagal kesulitan bisa dilalui dengan baik. 

Memproduksi bahan-bahan komia menuruutnya memiliki tantangan tersendiri lantaran memiliki standar-standar tertentu untuk tetap menjaga kulaitas produk dengan baik. Terlebih produk ini digunakan dengan sentuhan kulit manusia sehingga apa yang terkandung dalam produk jangan sampai membahayakan penggunanya.

Tantangan distribusi bahan baku juga menjadi hal yang biasa dihadapi. Bahan baku umumnya didatangkan dari luar Kalbar dengan menggunakan jalur transportasi air. Kadang  cuaca buruk, rute kapal yang terlalu panjang, hingga pengiriman naik pada momen-momen besar, seringkali waktu distribusi menjadi lebih panjang. Namun karena kami sudah biasa menghadapi situasi ini, maka sejak awal pihaknya telah melakukan mitigasi. 

“Ya kami bisa perhitungkan. Kalaupun nanti tidak sesuai target barang sampai, setidaknya tidak terlalu lama molor,” pungkasnya.

.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *