Sungai Kapuas Tercemar, Ancam Ketersediaan Air Bersih

  • Share
Sungai Kapuas (Foto: Wahyu Maulana/Unsplash)
Sungai Kapuas (Foto: Wahyu Maulana/Unsplash)

INIBORNEO.COM, Pontianak – Sungai Kapuas, sumber utama pasokan air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Khatulistiwa di Kota Pontianak, kini menghadapi ancaman serius akibat kerusakan lingkungan. Kondisi ini memicu kekhawatiran terhadap keberlanjutan ketersediaan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh hampir 700 ribu penduduk Kota Pontianak.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, saat menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Knowledge Sharing Series bertema ‘Water Management and Water Treatment’ yang digelar Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak bersama Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), Kamis (15/5/2025).

Menurut Edi, meskipun PDAM Tirta Khatulistiwa telah memproduksi air yang masuk kategori ‘air bersih’, kualitas air tersebut belum cukup baik untuk langsung diminum tanpa proses memasak. Persoalan utama terletak pada kerusakan jaringan pipa dan kendala teknis lainnya yang mengakibatkan air kehilangan higienitas saat sampai ke konsumen.

“Kalau di instalasinya atau pengolahannya langsung, itu bisa langsung diminum. Tetapi kalau air yang sudah sampai ke rumah, belum bisa diminum langsung karena masih ada persoalan kebocoran pipa dan kendala teknis lainnya sehingga tidak dijamin higienisnya. Air harus dimasak dulu sebelum diminum,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan alasan PDAM tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air baku karena kandungan unsur kimia berbahaya seperti besi dan kapur yang tinggi pada air tanah di wilayah tersebut, sehingga memerlukan biaya pengolahan yang sangat besar.

“Kondisi ini berbeda dengan daerah-daerah di Jawa yang memiliki air tanah lebih bening karena dekat dengan pegunungan,” katanya.

Lebih jauh, Ia menyoroti ancaman serius yang saat ini menghantui Sungai Kapuas, yaitu pencemaran akibat limbah perkebunan sawit, aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), limbah industri, dan limbah rumah tangga.

“Sungai Kapuas sebagai sumber air baku PDAM kini kualitasnya semakin terancam. Pupuk dari perkebunan sawit mengalir ke sungai, PETI mencemari air dengan merkuri, belum lagi limbah industri dan rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik,” paparnya.

Selain itu, Ia juga mengingatkan masalah mikroplastik yang sudah mulai mengancam perairan di Pontianak. Berdasarkan penelitian terkini, kandungan mikroplastik di Sungai Kapuas sudah mendekati ambang batas berbahaya.

“Plastik tidak hancur, tapi terurai dalam air dalam waktu yang sangat lama. Ini menjadi perhatian serius karena dampaknya terhadap ekosistem dan kesehatan masyarakat,” ucapnya penuh keprihatinan.

Melalui forum diskusi ini, Edi berharap muncul rekomendasi strategis terkait pengelolaan dan pelestarian sumber air agar ketersediaan air bersih bagi masyarakat tetap terjaga.

“Air adalah sumber kehidupan. Kami ingin memastikan air bersih yang layak untuk kebutuhan warga tetap tersedia dan terjaga dari ancaman pencemaran lingkungan,” tutup Edi.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *