INIBORNEO.COM, PONTIANAK – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar memberikan sertifikasi pada peserta pelatihan pelayanan kontrasepsi di fasilitas pelayanan dan kesehatan yang ada di Kalbar.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Pintauli Romangasi Siregar lantas meminta para tenaga medis yang telah mengikuti latihan dan mendapatkan sertifikat untuk kelayakan melakukan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), agar dapat berjuang lebih keras melayani masyarakat.
“Kami berharap para dokter dan bidan yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi, setelah kembalinya ke tempat tugas masing-masing mereka bisa berjuang lebih keras agar kemajuan program penggunaan KB MKJP di masyarakat dapat tercapai,” kata Kaper BKKBN Kalbar, Pintauli Siregar usai menutup kegiatan pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi dokter dan bidan di fasilitas pelayanan kesehatan angkatan ke II 2023 di Hotel Aston Pontianak, Minggu.
Pinta mengatakan di tahun 2023 ini, BKKBN Kalbar telah memberi pelatihan pada 40 dokter dan bidan. Menurut Pinta, agar program penggunaan KB MKJP lebih berhasil lagi, maka para dokter dan bidan tersebut juga dapat melakukan kerjasama dan berkoordinasi dengan para petugas KB dari BKKBN yang ada di lapangan.
“Lakukan lah koordinasi yang baik dengan petugas-petugas kami yang ada di lapangan. Sehingga, akseptor-akseptor yang mungkin sudah banyak menunggu untuk di layani itu dapat terakomodir semua. Dan, apa yang telah di dapat oleh para dokter dan bidan dalam pelatihan dapat terasah dan terampil dengan baik dengan rutin melakukan pelayanan tersebut,” ujar Pinta.
Pinta menjelaskan, hingga saat ini untuk tenaga pelayanan KB MKJP yang telah memiliki sertifikat kompetensi di Kalbar masih kurang, di tambah lagi wilayah Kalbar cukup luas. Sementara untuk melaksanakan kegiatan pelatihan kompetensi tersebut memerlukan dana yang cukup besar dan ketersediaan dana di BKKBN untuk itu sangat terbatas.
“Dan kami menyadari pelatihan seperti ini sangat penting di lakukan agar kegiatan pelaksanaan pelayanan kontrasepsi di lapangan dapat berjalan dengan baik,” tutur Pinta.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Fasilitator Pelatihan dokter dan bidan Kalbar, Tri Wahyudi juga mengatakan pelatihan itu sangat penting dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan para bidan, termasuk para dokter umum yang ada di desa-desa.
“Peningkatan itu adalah dengan meningkatnya kompetensi pelayanan kontrasepsi terutama yang MKJP. Kemudian, tidak hanya memasang kontrasepsi tapi juga bagaimana melakukan konseling kepada masyarakat semakin banyak mau menjadi akseptor KB MKJP,” ujar Tri.
Tri berpesan, agar para dokter dan bidan yang telah bersertifikat kompetensi itu tidak usah ragu dalam melakukan pelayanan KB MKJP.
“Tidak boleh ragu dan harus benar-benar melakukan pemeriksaan terhadap calon akseptor. Agar semua berjalan baik, para bidan atau dokter, sebelum melakukan pemasangan KB kepada akseptor itu harus juga melakukan analisis, wawancara dan pemeriksaan fisik dengan teliti hingga sampai pada kesimpulan pada alat kontrasepsi apa yang cocok di gunakan oleh calon akseptor tersebut,” ujar Tri.
“Dan, saya yakin apa bila dilakukan dengan benar dan sesuai kebutuhan, maka tujuan kontrasepsi agar tidak hamil itu akan tercapai,” tambahnya.