INIBORNEO.COM, Pontianak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menggagalkan penyelundupan 5.400 butir telur penyu dalam operasi gabungan di Pelabuhan Umum Kapet Sintete, Desa Semparuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroho Saksono (Ipunk), menyampaikan bahwa penggagalan ini merupakan hasil operasi Satwas PSDKP Sambas bersama Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Pontianak Wilayah Kerja Sintete pada Minggu (6/7).
“Tim kami menerima informasi masyarakat soal dugaan peredaran telur penyu ilegal dari Pulau Tambelan, Kepulauan Riau, yang akan dikirim ke Kalimantan Barat lewat Pelabuhan Sintete,” kata Ipunk dalam keterangan resmi KKP, Selasa (8/7).
Penyelundupan dilakukan menggunakan kapal KMP Bahtera Nusantara 03. Saat kapal merapat di pelabuhan, tim gabungan memeriksa dan menemukan kardus serta tas ransel berisi telur penyu di area parkir kendaraan dalam kapal, yang juga menjadi tempat penyimpanan barang penumpang.
“Telur-telur ini diselundupkan dalam kardus dan ransel, lalu disimpan di ruang parkir kendaraan dalam kapal,” jelas Ipunk.
Dari hasil penghitungan, ditemukan 5.400 butir telur penyu dengan nilai ekonomi sekitar Rp81 juta. Saat ini, seluruh telur diamankan di Satwas PSDKP Sambas sebagai barang bukti. Telur yang masih layak akan ditetaskan bekerja sama dengan WWF Indonesia dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), sementara telur yang rusak akan dikubur.
Ipunk mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi telur penyu karena dapat mengganggu kelestarian spesies tersebut.
Ia juga menyebut, kasus serupa pernah terjadi sebelumnya pada 17 Juni 2025 dengan pola penyelundupan yang mirip. Untuk itu, KKP akan berkoordinasi lebih lanjut dengan aparat penegak hukum guna menelusuri pemilik, pembawa, dan penerima telur tersebut.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya menegaskan komitmennya memerangi perdagangan ilegal telur penyu demi menjaga kelestarian biota laut.
