Pertamina EP Klaim Semburan di Sumur Migas Sangasanga Berhasil Dihentikan

  • Share
Tangkapan layar dugaan kebocoran sumur minyak di Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (foto : Istimewa)

INIBORNEO.COM, Sangasanga – PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field memastikan bahwa kejadian semburan lumpur bercampur gas dari aktivitas pengeboran di salah satu sumur migas di Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara, telah berhasil dihentikan.

Dalam keterangan resmi, Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan, menyebut bahwa tim teknis telah menghentikan semburan tersebut pada Sabtu, 21 Juni 2025, sore hari.

“Perusahaan menjalankan prosedur mitigasi dan langkah-langkah penanganan dengan segera, terukur, dan berfokus pada keselamatan pekerja, masyarakat, fasilitas, dan lingkungan. Tidak ada korban cedera maupun fatalitas,” kata Dony.

Ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan pemantauan perusahaan, tidak terindikasi adanya gas beracun yang membahayakan lingkungan sekitar. Lokasi permukiman terdekat disebut berada sekitar satu kilometer dari lokasi sumur.

Di sisi lain, Pertamina EP telah mendirikan posko layanan kesehatan, serta menyalurkan air bersih berupa ratusan dus dan galon air mineral. Perlengkapan pendukung dan asupan kesehatan juga disebut telah diberikan kepada warga di sekitar lokasi.

“Perusahaan terus berkoordinasi dengan pihak berwenang dan instansi terkait dalam upaya penanganan dan pemantauan potensi dampak kejadian ini,” imbuhnya.

Pihaknya mengungkapkan bahwa evaluasi menyeluruh atas kejadian ini akan dilakukan sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko ke depan.

Sementara itu, warga terdampak masih menantikan tindak lanjut dari instansi teknis mengenai hasil pemeriksaan terhadap kualitas air dan dampak lingkungan di wilayah tersebut.

Seperti diketahui, semburan tersebut dilaporkan terjadi sejak Kamis, 19 Juni 2025, di sumur LSE 1176 RIG PDSI, dan menjadi perhatian warga di sekitar RT 04, RT 05, RT 08, dan RT 02.

Beberapa warga melaporkan perubahan warna air parit menjadi keruh, bau menyengat, serta keluhan bahwa air PDAM di wilayah tersebut mengeluarkan bau seperti minyak.

Salah satu warga, Nugraha, menyampaikan bahwa dirinya menerima laporan dari warga empat RT terkait perubahan kondisi air dan bau menyengat di lingkungan sekitar.

Selain itu, mereka juga berencana menyampaikan laporan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur dan Gakkum Kementerian LHK.

Hingga berita ini disusun, belum ada keterangan resmi dari DLH Kaltim maupun PDAM Sangasanga terkait hasil pemantauan atau investigasi.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *