INIBORNEO.COM, Pontianak – Tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan tren penurunan dalam lima tahun terakhir. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat, Muh. Saichudin, mengungkapkan bahwa secara umum periode 2019–2024 tercatat adanya penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin di wilayah ini.
Namun, tidak semua periode menunjukkan tren positif. Penurunan kemiskinan tidak terjadi pada periode September 2020 dan September 2022. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2020 dan September 2022 terjadi setelah adanya kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar pada tahun 2022.
“Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2020 terjadi ketika ada pembatasan mobilitas penduduk saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia,” ungkap Saichudin dalam keterangan tertulis.
Pada September 2024, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat mencapai 333,99 ribu orang. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2,09 ribu orang dibandingkan Maret 2024. Jika dibandingkan dengan Maret 2023, penurunan jumlah penduduk miskin lebih signifikan, yakni sebanyak 19,36 ribu orang.
Dari segi persentase, angka kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar 6,25 persen. Persentase ini mengalami penurunan sebesar 0,07 persen poin dibandingkan Maret 2024 dan 0,46 persen poin dibandingkan Maret 2023.
“Persentase penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebesar 6,25 persen, menurun 0,07 persen poin terhadap Maret 2024 dan menurun 0,46 persen poin terhadap Maret 2023,” sebutnya.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, terdapat perbedaan dinamika antara perkotaan dan perdesaan. Pada periode Maret 2024 hingga September 2024, jumlah penduduk miskin di perkotaan meningkat sebesar 8,88 ribu orang, dengan persentase kemiskinan naik dari 4,25 persen menjadi 4,62 persen. Sebaliknya, di perdesaan, jumlah penduduk miskin menurun sebesar 10,97 ribu orang, sehingga persentase kemiskinan turun dari 7,58 persen menjadi 7,26 persen.