INIBORNEO, Pontianak – Kenaikan harga minyak goreng dipasaran membuat kelangkaan dan permintaan stok yang tinggi, terutama menjelang bulan Ramadhan.
“Untuk pangan stoknya aman. Cuman kalau ada kenaikan itu karena permintaannya yang naik. Tapi kalau stok, Insya Allah aman dan dari koordinasi pedagang juga aman,” kata Agus Chusaini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia.
Ia juga menyatakan bahwa pihaknya sudah berkordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan meminta warga untuk tidak panic buying. Diprediksi, harga minyak goreng kemungkinan akan terjadi penurunan di bulan April setelah produksi minyak goreng kembali normal.
“Setelah industri minyak goreng mulai produksi normal, kemungkinan harganya akan turun. Karena selama in ikan setiap produksi langsung hilang karena masyarakat panic buying. Mereka beli banyak karena susah untuk dapat minyak goreng,” jelasnya.
Pihaknya berusaha untuk mengupayakan stok tersedia walaupun dengan harga yang sedikit naik, dan berharap masyarakat bisa menerima hal tersebut. Selain itu, masyarat juga diminta untuk tidak panic buying.
“Dengan harga yang naik ini dan stok yang ada, mudah-mudahan masyarakat tidak perlu menyimpan lebih dari biasanya sehingga tekanan permintaannya juga tidak terlalu tinggi,” tukasnya.