INIBORNEO.COM, Pontianak – Pada bulan Juni 2020, tekanan harga di Kalimantan Barat sedikit menurun, tercermin dari realisasi lndeks Harga Konsumen (IHK) yang tercatat inflasi sebesar 0,40%(mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Mei 2020 yang tercatat sebesar 0,47% (mtm). Meski demikian, realisasi IHK Juni 2020 tercatat lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar O, 18% (mtm) dan menempatkan Kalbar pada posisi ke-8 dari 34 provinsi di Indonesia. Dilihat secara historis, realisasi IHK Juni 2020 lebih rendah dari rata-rata inflasi bulan Juni periode 3 tahun terakhir sebesar 1,05%(mtm).
lnflasi IHK Kalbar tersebut berasal dari inflasi Kota Pontianak sebesar 0,33% (mtm), Kota Singkawang sebesar 0,55% (mtm) dan Kabupaten Sintang sebesar 0,65% (mtm). Secara nasional, realisasi pergerakan IHK bulanan di Kota Pontianak, Kota Singkawang dan Kabupaten Sintang masing-masing berada pada posisi ke-29, ke-13 dan ke-8 dari 90 kota sampel inflasi di Indonesia.
Berdasarkan kelompok komoditasnya, inflasi Kalbar secara dominan disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,28%.Adapun komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi antara lain daging ayam ras, nasi dengan lauk, telur ayam ras, ikan tongkol, serta tukang bukan mandor. Di sisi lain, komoditas bawang putih, angkutan udara, jeruk, gula pasir dan ikan baung mengalami deflasi sehingga menahan laju inflasi IHK lebih tinggi.
lnflasi Kalbar ke depan diprakirakan masih berada pada rentang target inflasi nasional 3+1% (yoy). Namun demikian, terdapat risiko inflasi yang perlu diwaspadai yaitu gangguan distribusi dan pasokan bahan pangan pokok di masa pandemi Covid-19. Lebih lanjut, berdasarkan perkiraan BMKG bahwa puncak musim kemarau di wilayah Kalimantan diprediksi akan terjadi pada Agustus 2020.
Hal itu berpotensi meningkatkan risiko terjadinya karhutla dan gagal panen.. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Pengendalian lnflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Barat akan terus hadir di masyarakat untuk menjaga tingkat inflasi tetap rendah dan stabil, demi mencapai pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas. (r-papiadjie)