PONTIANAK – UPT BMKG wilayah Kalimantan Barat memprediksi curah hujan di wilayah Kalimantan Barat hingga 20 Juli 2018 mendatang diprakirakan berkisar antara 30 – 100 mm/dasarian dan lebih rendah dari normalnya. Kondisi akan berpotensi munculnya titik panas dan peningkatan suhu udara
UPT BMKG Wilayah Kalimantan Barat mencatat, selama 10 tari terakhir arah angin dominan dari arah Tenggara hingga Barat Laut. Adapun kecepatan angin lebih tinggi 0.9 – 1.2 m/s dari rata-ratanya, dengan suhu udara menyimpang sebesar (-0.48) – (-0.27)°C dari rata-ratanya. Curah hujan bertambah 0 – 15 mm/dasarian dari rata-ratanya. Curah hujan di wilayah Kalimantan Barat sebelah barat pada umumnya masuk dalam kisaran 0 – 75 mm/dasarian, sedangkan wilayah Kalimantan Barat sebelah timur masuk dalam kisaran 21 – 100 mm/dasarian.
adapun hingga tanggal 20 Juli ke depan massa udara bergerak dari tenggara-selatan yang mana bersifat kering dan lebih cepat 2 m/s dari biasanya. Wilayah Kalimantan Barat bagian barat diprakirakan curah hujannya lebih rendah dibanding bagian hulu. Suhu udara di wilayah Kalimantan Barat pada 10 hari ke depan diprakirakan lebih tinggi 0.2 – 0.6 °Cdari biasanya berkisar antara 24°C hingga kebih dari 29 °C.
Normalnya, memasuki bulan Juli curah hujan di wilayah Kalimantan Barat adalah rendah-menengah. Akumulasi curah hujan pada 10 hari terakhir di wilayah Kalimantan Barat pada umumnya terjadi peningkatan yang tidak signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
“Kondisi ENSO dinyatakan netral hingga akhir tahun, demikian halnya dengan dipole mode. Pada 10 hari terakhir, titik panas mulai muncul di wilayah Kalimantan Barat, berdasarkan pantauan terdapat 28 lokasi titik panas atau akumulasi 10 hari,” jelas Kepala UPT BMKG Wilayah Kalbar, Wandayantolis.
Untuk itu dia menghimbau agar masyarakat waspada terhadap dampak pengurangan curah hujan berupa kemunculan titik panas dan peningkatan suhu udara.