Ini Kata Wabup Melawi Tentang Stunting

  • Share

Melawi, INIBORNEO.COM – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode seribu hari, mulai dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Hal tersebut dijelaskan Wakil Bupati Melawi, Drs. Kluisen pada kesempatan membuka Sosialisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Aula Kantor Bupati Melawi pada Kamis (7/4/2022).

Stunting, tambahnya, tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan pada anak tetapi juga cara berpikir dan mempengaruhi tingkat kecerdasan seorang anak. Dan hal ini bisa mempengaruhi potensi generasi penerus dalam berkarya dan bekerja sehingga berdampak pada perekonomian dan kemajuan daerah dimasa depan. Keterlambatan dalam berpikir umumnya disebabkan asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

“Ini yang menjadi persoalan di masyarakat mengingat transportasi agak susah, makanan yang bergizi sangat sulit didapat terutama di daerah daerah Stunting nya tinggi di Kabupaten Melawi ini,”terang Wabup Melawi.

Namun pihaknya akan tetap berusaha menurunkan angka Stunting di kabupaten Melawi. Saat ini, angka Stunting di kabupaten Melawi ini berkisar di angka 37,2 persen.

Menurutnya, permasalahan Stunting yang muncul di Kabupaten Melawi bukanlah hal yang sepele. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan komitmen dari semua pihak utuk pemenuhan konsumsi gizi seimbang pada masyarakat serta pemenuhan sanitasi dasar.

” Dengan menyusun kegiatan dan penganggaran sesuai dengan lokus yang disepakati bersama dan akan diperluas secara bertahap. Pemerintah daerah sendiri telah menetapkan 15 lokus Stunting di masing masing kecamatan dan desa,” terangnya.

Ia sangat mengapresiasi adanya kegiatan kampanye percepatan penurunan Stunting ini. Kampanye ini, merupakan kegiatan yang strategis karna menghadirkan dan melibatkan stakeholder, masyarakat, pasangan usia subur (PUS) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), serta Tim Pendamping Keluarga (TPK).

“Pada kesempatan ini saya berharap kepada semua pihak dapat semakin semangat dalam memberikan kontribusi terhadap solusi penanganan Stunting di Kabupaten Melawi, karena Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan pada anak dan cara berpikir tetapi bisa mempengaruhi potensi generasi penerus dalam berkarya dan bekerja sehingga berdampak pada perekonomian dan kemajuan daerah dimasa depan,” terang Kluisen lagi.

Langkah Strategis

Senada dengan keinginan Wakil Bupati, BKKBN selaku koordinator pelaksana percepatan penurunan Stunting telah melakukan segala upaya dalam percepatan penurunan Stunting di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat terutama di Kabupaten Melawi.

“Kabupaten Melawi termasuk 3 besar di Provinsi Kalimantan Barat angka Stuntingnya tinggi dan Kalimantan Barat masuk dalam 12 besar se Indonesia, jadi memang ini menjadi salah satu titik alasan kita untuk peningkatan penurunan/pencegahan Stunting di Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Melawi,” terangnya.

Beberapa langkah strategis BKKBN yaitu dengan melakukan penguatan program Bangga Kencana melalui intervensi pada kelompok pembinaan kegiatan, antara lain kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL).

“Ini merupakan langkah kita untuk memulai kegiatan intervensi untuk penguatan Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) termasuk intervensi Stunting,” ucapnya.

Lebih lanjut Deputi KBKR BKKBN menerangkan, anak remaja akan menjadi titik awalnya. Pihaknya telah menyiapkan aplikasi el-simil untuk melihat kesiapan para remaja.

“Agar pada usia remaja diharapkan mereka sudah sadar betul kesiapan fisik, mental, finansial, pendidikan dan sosial karena kalau berkeluarga bukan berarti hanya menyatukan dua insan lelaki dan perempuan tetapi juga betul betul membangun sebuah keluarga yang nantinya disitu akan lahir generasi berkualitas serta mempunyai tingkat pendapatan ekonomi yang bisa diandalkan untuk menghidupi anak anak nya sehingga tidak terjadi generasi kekurangan bahan pangan dan anak nya menjadi Stunting,” terang Eni Gustina.

Disamping itu, BKKBN selaku koordinator pelaksana, ada membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK), dimana tim pendamping keluarga berfungsi menyatukan mengintegrasikan atau mengkonvergensikan semua program program nasional yang sifatnya untuk keluarga melalui Tim Pendamping Keluarga.

“Tugas dan fungsi Tim Pendamping Keluarga ada tiga yakni mengedukasi, menyalurkan rujukan ketika terjadi gangguan dalam secara kesehatan dan ketiga memfasilitasi untuk mendapatkan bantuan bantuan sosial seperti bantuan sosial dari kementerian sosial, PUPR dan instansi/lembaga lainnya,” tambahnya lagi.

Disampaikan juga, BKKBN selama ini sudah bekerja sama cukup baik dan didukung oleh Komisi IX DPR RI. Mulai dari penyusunan undang undang, sisi budgeting hingga pengawasan, mereka ikut terlibat semuanya.

“Bahkan pada hari ini kita turun bersama Tim Anggota Komisi IX DPR RI, Bapak H. Alifudin, SE.,MM dan beliau mengikuti secara virtual. Walaupun ini bukan Dapil beliau tapi beliau sangat komitmen untuk Kalimantan Barat menurunkan dan Kampanyekan Stunting,” pungkas Eni Gustina.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *