INIBORNEO.COM, Pontianak – Perayaan Imlek Bersama 2025 dengan tema ‘Merajut Keberagaman Menuju Kemajuan Kalimantan Barat’ yang digelar di Qubu Resort, Kubu Raya, pada Minggu, 9 Februari 2025 ini berlangsung meriah, acara ini menjadi ajang mempererat persatuan lintas etnis serta menunjukkan kepedulian sosial bagi masyarakat Kalimantan Barat.
Ketua Panitia Imlek Bersama 2025, Marsda TNI (Purn) Surya Margono, mengungkapkan bahwa perayaan ini telah dirancang sejak tahun lalu sebagai bentuk kebersamaan berbagai organisasi masyarakat (Ormas) Tionghoa di Kalbar.
“Titik berat kita adalah kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan guna menggapai persatuan dan keharmonisan,” katanya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang bersifat sektoral dan mandiri, tahun ini perayaan Imlek digelar secara inklusif dengan melibatkan lebih banyak Ormas serta unsur pemerintah daerah. Hermanto Lim, Humas Panitia Perayaan Imlek Kalbar 2025, menambahkan bahwa acara ini tidak hanya dihadiri oleh etnis Tionghoa, tetapi juga berbagai kelompok masyarakat seperti Dayak, Melayu, Batak, dan lainnya.
“Dengan semangat kebersamaan, Imlek Bersama 2025 menjadi simbol persatuan dalam keberagaman sekaligus langkah nyata mewujudkan Kalimantan Barat yang lebih maju dan inklusif,” tambahnya.
Selain menjadi momentum kebersamaan, Imlek Bersama 2025 juga memiliki misi sosial. Panitia mengalokasikan dana dari donatur untuk membantu korban banjir dan kebakaran di Kalimantan Barat. “Ini merupakan bentuk bakti sosial kami untuk masyarakat Kalbar,” tambah Hermanto.
Ketua Umum Perhimpunan Tionghoa Kalbar (PTK) Indonesia, Vinsen Effendi, menegaskan bahwa perayaan kali ini menjadi yang pertama dalam sejarah, di mana seluruh Ormas Tionghoa, baik yang berada di Kalbar maupun perantauan, turut berpartisipasi.
“Kami ingin merangkul semua elemen masyarakat untuk berkontribusi, berkolaborasi, dan bersinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam membangun Kalimantan Barat yang lebih harmonis dan maju,” kata Vinsen.
Acara ini turut dihadiri oleh Gubernur Terpilih Kalbar, Ria Norsan, serta kepala daerah dari 14 kabupaten dan kota. Selain itu, hadir pula berbagai organisasi masyarakat lintas etnis dan agama yang menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga kedamaian serta mempererat hubungan sosial di Kalimantan Barat.