Masyarakat Desa Nanga Tayap Berharap Hijaukan Kembali Lahan Mereka

  • Share
desa nanga tayap

INIBORNEO.COM, Pontianak – Masyarakat Desa Nanga Tayap berharap bisa menghijaukan kembali lahan mereka dengan tanaman tumbuhan dan tanaman hutan. Desa Nanga Tayap merupakan desa yang berlokasi di Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang dan merupakan desa dengan masyarakat yang masih memanfaatkan hutan desa mereka.

“Nilai-nilai yang didapatkan masyarakat sekitar untuk di kawasan hutan desa Rimbak Sangiang ini, nilai kulturnya tadi yaitu nilai adatnya. Karena selama ini di sana kita berdampingan langsung dengan masyarakat adat Dayak yang mana adat istiadatnya masih kental dan beberapa kegiatan adat yang mereka lakukan maupun mengambil barang-barang yang bersifat adat itu masih di kawasan hutan,” jelas Deri Irawan, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).

Deri juga menuturkan bahwa adat istiadat tersebut sudah dilakukan secara turun temurun. Selain itu, dari segi ekonomi juga ada namun masih skala kecil seperti ekowisata yang secara alami terbentuk dan sering dikunjungi oleh masyarakat.

“Masyarakat membuka akses jalan walaupun masih jalan setapak sehingga tempat tersebut bisa dikunjungi untuk berwisata. Itu juga mereka mendapatkan nilai ekonomi dari parkir dan sebagainya,” lanjutnya.

Deri juga menyebutkan bahwa salah satu mimpi masyarakat desa Nanga Tayap dan perlahan sedang diwujudkan adalah bisa menghijaukan kembali lahan atau kawasan yang terbuka dengan tanaman tumbuhan dan tanaman hutan seperti durian dan sebagainya.

Kepala Desa Nanga Tayap, Hapit Fathurrahman, menambahkan bahwa hutan desa mereka memiliki beberapa potensi terutama dalam potensi wisata seperti air terjun Nibong Meletop di Dusun Sebuak, air terjun pertanian dan air bersih.

“Kami terkendala oleh dana. Kemarin kami sudah menandatangani MoU dengan PT BGA namun memang belum ada realisasinya,” katanya.

Ia berharap bahwa lembaga-lembaga lingkungan ataupun APBD dari dana desa bisa membantu desa untuk membuat air kemasan.

Yayasan Sangga Bumi Lestari merasa penting untuk mendukung perhutanan sosial melalui peraturan-peraturan desa, anggaran pendapatan desa dan bahkan perhutanan sosial harus menjadi bagian dari badan usaha milik desa yang kedepannya jika dikelola dengan baik dan benar akan bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat.

“Bagaimana caranya perhutanan sosial kemudian bisa menjadi pembangunan desa maka yang paling pertama kali lakukan adalah datang ke desa dan berdiskusi dengan pengurus desa serta LDPH untuk melihat apa yang sudah terjadi saat ini,” jelas Ronny Christianto, perwakilan Yayasan Sangga Bumi Lestari.

Ronny juga menyampaikan bahwa perhutanan sosial disiapkan oleh pemerintah untuk diakses oleh desa-desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu, Yayasan Sangga Bumi Lestari datang ke desa untuk berdiskusi bersama masyarakat desa untuk memikirkan dan merancang masa depan yang lebih baik melalui perhutanan sosial dan pembangunan desa.

“Harapan kami semoga pihak instansi-instansi terkait bisa memberikan dorongan dan bantuan yang nyata seperti akses jalan untuk datang ke sumber air, agar kita lebih enak untuk mengelolanya dan juga memperbesar pipa airnya agar debit air lebih banyak. Selain itu, fasilitas-fasilitas lain juga didukung,” harap Tomi Kristiawan, salah satu masyarakat desa Nanga Tayap.

Deri, selaku ketua LPHD Nanga Tayap, juga berpesan kepada mitra-mitra yang sudah sepakat bekerjasama dengan desa untuk lebih serius membantu tidak hanya dari segi material tetapi juga segi emosional.

“Kami juga berharap kedepannya dari pihak desa dapat menganggarkan agar lebih nyaman untuk merancang dan merelisasikan segala sesuatu yang beraktivitaskan di hutan desa,” pungkasnya.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *