Bank Indonesia Perkuat Kolaborasi Indonesia-Malaysia Dengan Launching QRIS Antarnegara

  • Share
FEKDI 2023

INIBORNEO.COM, Pontianak – Bank Indonesia melaunching QRIS Antarnegara Indonesia-Malaysia pada Senin, (8/5) dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2023. Tujuan QRIS Antarnegara ini untuk meningkatkaan efisiensi transaksi, mendukung digitalisasi perdagangan dan investasi serta memperkuat stabilitas makroekonomi dengan mempromosikan penggunaan Local Currency Transaction (LCT) secara lebih luas.

“Setelah sebelumnya bersama Thailand berjalan dengan lancar, BI memperluas interkoneksi QR Code pembayaran antarnegara dengan Malaysia dan akan diperluas ke negara lainnya yakni Singapura,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Selain launching QRIS Antarnegara Indonesia-Malaysia, Perry juga meresmikan launching Kartu Kredit Indonesia (KKI) sebagai bentuk dukungan Bank Indonesia terhadap program pemerintah dalam rangka aksi afirmasi Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI), khususnya dalam aspek sistem pembayaran. KKI merupakan milestone digitalisasi sistem pembayaran Indonesia sebagaimana tertuang dalam BSPI 2025 dengan tagline “Setiap Transaksi Membangun Negeri”.

Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian, menyatakan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia menguasai lebih dari 40% pangsa pasar ASEAN dan diperkirakan nilai tersebut akan naik hampir 2x lipat pada 2025. Akan tetapi pengembangan ekonomi digital Indonesia masih dihadapkan pada tantangan kesenjangan digital seperti kesenjangan aksesibilitas dan kecepatan internet, kesenjangan dalam literasi dan keterampilan digital antara generasi muda dan tua bahkan perdesaan-perkotaan.

“Pemerintah akan terus memperluas infrastruktur jaringan 4G dan mulai menerapkan teknologi 5G, serta melaksanakan berbagai inisiatif dan program yang dapat mendukung inklusivitas masyarakat memanfaatkan teknologi digital, termasuk peningkatan akses terhadap layangan keuangan atau keuangan inklusif,” tuturnya.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mengatasi tantangan kesenjangan dalam literasi dan keterampilan digital (gap digital talent and literacy) melalui berbagai program inovatif lainnya seperti Program Kartu Prakerja, Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholaship (DTS), Digital Leadership Academy (DLA) dan Sea Labs Academy.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *