Di Tengah Pandemi, Ratusan Pegiat Persampahan Bertemu dalam Jambore Indonesia Bersih dan Bebas Sampah 2020 Virtual

- News
  • Share

INIBORNEO.COM – Pandemi global tidak menjegal langkah pegiat persampahan nasional untuk bertemu dan berdiskusi seputar isu persampahan. Menyesuaikan diri dengan tantangan pandemi, tahun ini Greeneration Foundation dan Bergerak JIBBS 2020 Virtual dimaksudkan untuk menjadi bagian dari tata kelola persampahan di Indonesia. David Sutasurya, Koordinator Forum Komunikasi Bandung Juara Bebas Sampah, mengatakan:
“Upaya menggagas sistem tata kelola persampahan di Indonesia merupakan sebuah keharusan. Target nasional untuk mencapai pengelolaan sampah 100% berarti pemerintah dan pemerintah daerah perlu siap mengambil peran pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, termasuk pengumpulan sampah di kawasan di mana saat ini pemerintah belum hadir. Karena itu percepatan transformasi tata kelola pengelolaan sampah, yaitu aspek regulasi, kelembagaan dan pembiayaan, di seluruh
tingkatan pemerintahan adalah isu kunci saat ini. Untuk itu, mengingat pemerintah
harus mengelola sumber sampah yang begitu massif dan beragam, maka teknologi informasi menjadi teknologi kunci percepatan penguatan tata kelola pemerintahan ini.”

Sementara Maya Tamimi selaku Head of Environment & Sustainability Unilever
mengungkapkan, dukungannya kepada Jambore adalah wujud komitmen untuk
mengimplementasi kebijakan Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
“Permasalahan pengelolaan sampah plastik maupun pengelolaan sampah secara keseluruhan memerlukan perhatian serius dari kita semua. Sebagai pihak produsen, paling lambat pada tahun 2025, Unilever secara global berkomitmen untuk mengurangi setengah dari penggunaan plastik baru, mempercepat penggunaan plastik daur ulang, serta mengumpulkan dan memproses kemasan plastik lebih
banyak daripada yang dijualnya.
“Dalam upaya mewujudkan komitmen tersebut, kami melihat bahwa perubahan
pola pikir, kebiasaan, hingga ke tatanan sistem saat ini dibutuhkan untuk
memastikan bahwa plastik tidak melulu menjadi sumber masalah, bahkan justru
memberikan keuntungan bagi kita. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai
pihak, mulai dari pemerintah, pihak produsen seperti Unilever, dan juga seluruh lapisan masyarakat.”
Dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang terjalin ini diakui Direktur Greeneration Foundation, Vanessa Letizia, sebagai salah satu peran multipihak dalam berpartisipasi di Jambore Indonesia Bersih dan Bebas Sampah dari tahun ke tahun:
“Pelaksanaan Jambore tahun ini memiliki tujuan untuk memperkuat peran dan
partisipasi para pemangku kepentingan di tingkat daerah maupun pusat, dengan
segala tantangannya di tahun ini JIBBS 2020 dapat tetap terselenggara berkat
kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak.”

Jambore Indonesia Bersih dan Bebas Sampah pertama kali hadir pada tahun 2016 di Kota Solo, mengumpulkan 234 peserta dari 22 provinsi. Kemudian JIBBS 2017 dilaksanakan di Banda Aceh dengan 290 peserta dari 21 provinsi, disusul JIBBS 2018 di Malang Raya dengan 327 peserta dari 34 provinsi, dan JIBBS 2019 di Bali dengan 268 peserta dari 28 provinsi. Indonesia Bebas Sampah mengadakan
serangkaian Jambore Indonesia Bersih dan Bebas Sampah (JIBBS) 2020 secara virtual dari 22 Agustus s.d 29 September 2020.
Dengan tema “Membangun Sinkronisasi dan Integrasi Data Persampahan Nasional yang Transparan dan Melibatkan Partisipasi Masyarakat.” JIBBS 2020 Virtual dibagi kedalam dua agenda utama. Pertama, “JIBBS Virtual Series” merupakan seri webinar mingguan yang diadakan setiap Sabtu dari 22 Agustus hingga 12 September 2020. Kedua, “JIBBS Virtual
Grand Event” yang akan diselenggarakan pada 28-29 September 2020.

Andre Prasetyo selaku Program Manager BebasSampahID menyampaikan urgensi dari dua agenda utama JIBBS virtual yang dilaksanakan:
“Rangkaian Virtual Series dimaksudkan untuk menjadi ruang belajar para pegiat
persampahan, sementara Virtual Grand Event, dengan salah satu kegiatannya Focus Group Discussion per provinsi, menjadi ruang diskusi dari apa yang telah mereka pelajari selama rangkaian Virtual Series untuk mengidentifikasi tantangan-
tantangan pada sektor persampahan dan menyusun rencana aksi untuk mengatasinya. Salah satu target yang diharapkan sebagai bentuk keluaran
berkelanjutan Jambore tahun ini adalah terbentuknya Forum Komunikasi Bergerak Indonesia Bebas Sampah (BIBS) yang tersebar di 34 provinsi.” ujar Andre Prasetyo.
JIBBS Virtual Grand Event hari pertama (28/9) dibuka langsung oleh Bijaksana Junerosano (Founder Greeneration Foundation dan Waste4Change), Danis Hidayat Sumadilaga (Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat),
Rosa Vivien Ratnawati (Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), dan Nani Hendiarti (Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi).

Menurut Danis Hidayat Sumadilaga selaku Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kolaborasi menjadi salah satu kunci terkelolanya sampah di Indonesia:
“Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Berdasar
data BPS, di 2016 hanya 60,64% rumah tangga di perkotaan yang sampahnya
terkelola, sehingga masih ada 100 juta jiwa penduduk yang belum terlayani layanan pengelolaan persampahan dan membuang sampahnya di badan air,
tanah lapang, atau dibakar. Untuk mencapai target RPJMN 2024 yaitu
meningkatnya rumah tangga dengan akses sampah terkelola di perkotaan
menjadi 100% terdapat gap sebesar 39,36%.
“Tantangan dalam pengelolaan persampahan di Indonesia mencakup
keseluruhan aspek, mulai dari minimnya komitmen kepala daerah dalam
pengelolaan persampahan, belum adanya ketersediaan peraturan daerah yang
mengatur sektor persampahan secara merata di seluruh kab/kota, minimnya
kesadaran masyarakat dalam mendukung layanan persampahan, keterbatasan
pendanaan dalam penyelenggaraan layanan sampah termasuk untuk biaya
operasi dan pemeliharaan, hingga belum adanya database sektor persampahan
yang terintegrasi. Kolaborasi semua pihak, meliputi Pemerintah, Industri, Swasta, dan Masyarakat menjadi penting dalam mewujudkan tercapainya 100% sampah terkelola di 2024, termasuk dalam upaya mewujudkan adanya Integrasi Data Persampahan Nasional yang transparan yang menjadi acuan dalam perumusan kebijakan dan evaluasi efektivitas dari suatu kebijakan. Melalui kolaborasi bersama, kita bisa mewujudkan Indonesia Bersih Sampah di 2025”
Agenda dilanjutkan dengan diskusi pemantik bertema “Tantangan Akses Data Persampahan Nasional dan Pentingnya Sinergi Antar-Pemangku Kepentingan di Daerah”, FGD per provinsi,
pemaparan rekomendasi hasil FGD, dan talkshow interaktif dengan tema “Kebijakan Satu Data Indonesia dalam Sektor Persampahan.”

Pada akhir kegiatan, peserta membacakan Deklarasi JIBBS 2020 Virtual yang berisikan lima poin. Pertama, memperkuat forum komunikasi Indonesia Bersih dan Bebas Sampah di provinsi masing-masing. Kedua, mendorong penerapan kebijakan satu data pada sektor persampahan. Ketiga, mendukung Bebassampah.ID sebagai platform partisipasi publik pada sektor persampahan. Keempat, menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk meningkatkan peran serta masyarakat melalui pengembangan kapasitas relawan pegiat persampahan secara terstruktur dan terukur. Kelima, memperkuat implementasi Deklarasi Indonesia Bersih dan Bebas Sampah, hasil Jambore 2016, 2017, 2018, 2019, dan 2020.
JIBBS 2020 Virtual merupakan kegiatan yang dihasilkan dari kerja kolaborasi lintas
pemangku kepentingan yang memiliki tujuan yang sama untuk memperbaiki sistem tata kelola persampahan di Indonesia. Total 902 peserta mendaftar rangkaian acara dari 34 provinsi di Indonesia. Sementara itu, 602 peserta menghadiri JIBBS Grand Event hari
pertama, dan 418 peserta menghadiri JIBBS Grand Event hari kedua. Kegiatan ini didukung oleh lembaga pemerintahan, seperti Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sektor swasta seperti Unilever, Indofood, PRAISE, Tetra Pak,
dan Nutrifood, serta 95 kolaborator di seluruh Indonesia.

JIBBS 2020 Virtual dimaksudkan untuk menjadi bagian dari tata kelola persampahan di Indonesia. David Sutasurya, Koordinator Forum Komunikasi Bandung Juara Bebas Sampah, mengatakan:
“Upaya menggagas sistem tata kelola persampahan di Indonesia merupakan sebuah keharusan. Target nasional untuk mencapai pengelolaan sampah 100% berarti pemerintah dan pemerintah daerah perlu siap mengambil peran pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, termasuk pengumpulan sampah di kawasan di mana saat ini pemerintah belum hadir. Karena itu percepatan transformasi tata kelola pengelolaan sampah, yaitu aspek regulasi, kelembagaan dan pembiayaan, di seluruh
tingkatan pemerintahan adalah isu kunci saat ini. Untuk itu, mengingat pemerintah
harus mengelola sumber sampah yang begitu massif dan beragam, maka teknologi informasi menjadi teknologi kunci percepatan penguatan tata kelola pemerintahan ini.”

Sementara Maya Tamimi selaku Head of Environment & Sustainability Unilever
mengungkapkan, dukungannya kepada Jambore adalah wujud komitmen untuk
mengimplementasi kebijakan Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
“Permasalahan pengelolaan sampah plastik maupun pengelolaan sampah secara keseluruhan memerlukan perhatian serius dari kita semua. Sebagai pihak produsen, paling lambat pada tahun 2025, Unilever secara global berkomitmen untuk mengurangi setengah dari penggunaan plastik baru, mempercepat penggunaan plastik daur ulang, serta mengumpulkan dan memproses kemasan plastik lebih banyak daripada yang dijualnya.
“Dalam upaya mewujudkan komitmen tersebut, kami melihat bahwa perubahan
pola pikir, kebiasaan, hingga ke tatanan sistem saat ini dibutuhkan untuk
memastikan bahwa plastik tidak melulu menjadi sumber masalah, bahkan justru
memberikan keuntungan bagi kita. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai
pihak, mulai dari pemerintah, pihak produsen seperti Unilever, dan juga seluruh lapisan masyarakat.”

Dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang terjalin ini diakui Direktur Greeneration Foundation, Vanessa Letizia, sebagai salah satu peran multipihak dalam berpartisipasi di Jambore Indonesia Bersih dan Bebas Sampah dari tahun ke tahun:
“Pelaksanaan Jambore tahun ini memiliki tujuan untuk memperkuat peran dan
partisipasi para pemangku kepentingan di tingkat daerah maupun pusat, dengan
segala tantangannya di tahun ini JIBBS 2020 dapat tetap terselenggara berkat
kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak.”

Jambore Indonesia Bersih dan Bebas Sampah pertama kali hadir pada tahun 2016 di Kota Solo, mengumpulkan 234 peserta dari 22 provinsi. Kemudian JIBBS 2017 dilaksanakan di Banda Aceh dengan 290 peserta dari 21 provinsi, disusul JIBBS 2018 di Malang Raya dengan 327 peserta dari 34 provinsi, dan JIBBS 2019 di Bali dengan 268 peserta dari 28 provinsi.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *