INIBORNEO.COM, Pontianak – Kalimantan Barat tengah bersiap mengambil peran strategis sebagai pusat industri silika nasional. Dengan cadangan pasir kuarsa (silika) yang melimpah dan potensi ekspor yang menjanjikan, dorongan hilirisasi dan industrialisasi komoditas ini terus menguat, tak hanya untuk meningkatkan nilai tambah tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di daerah.
Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kalbar mencatat, hingga 2025 terdapat 149 izin usaha pertambangan (IUP) pasir kuarsa yang telah diterbitkan. Dari jumlah itu, 18 di antaranya telah masuk tahap operasi produksi.
“Aspek hilirisasi harus menjadi fokus. Kita tak hanya bicara eksplorasi, tapi bagaimana silika ini memberi nilai ekonomi jangka panjang bagi daerah,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kalbar, Ignasius IK, saat membuka pelantikan pengurus Perhimpunan Tambang Silika Indonesia (Pertamisi) Kalbar di Pontianak, Kamis (10/7).
Sebaran IUP pasir kuarsa di Kalbar didominasi oleh Kabupaten Ketapang (98 izin), diikuti Sambas (22), Sanggau (12), Bengkayang (8), Landak (5), serta masing-masing satu di Mempawah, Sintang, dan Kayong Utara. Namun, Ignasius menggarisbawahi pentingnya penataan sektor tambang ini agar tidak tumpang tindih dan tetap memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Sejumlah tantangan pun masih harus diselesaikan, mulai dari konflik penggunaan lahan, minimnya kawasan industri pengolahan, keterbatasan sarana prasarana, hingga rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal.
Ketua Pertamisi Kalbar, Rolando Sibarani, menekankan pentingnya membentuk ekosistem usaha yang sehat dan stabil, termasuk dengan menjaga stabilitas harga dan menyelaraskan perizinan usaha tambang.
“Kami akan kawal kelengkapan izin tambang silika. Ini penting agar legalitas usaha jelas, dan proses hilirisasi bisa berjalan optimal,” ujarnya. Rolando juga menambahkan, selain untuk kebutuhan industri domestik, pasir silika Kalbar juga diminati pasar ekspor, khususnya Tiongkok (China).
Sementara itu, Ketua Umum Pertamisi, Raden Sukhyar, menyebut silika Kalbar punya prospek luar biasa jika dimanfaatkan dari hulu ke hilir. Produk turunannya mencakup kaca, panel surya (solar cell), hingga industri semikonduktor.
“Langkah awal yang perlu segera diwujudkan adalah penetapan harga dasar silika. Ini penting untuk memberikan kepastian usaha, mencegah permainan harga, dan menjaga daya saing,” tegas Raden.
Dengan potensi besar dan dukungan berbagai pihak, Kalimantan Barat kini dihadapkan pada momentum penting untuk mengubah potensi silika menjadi kekuatan industri baru yang strategis bagi ekonomi daerah maupun nasional.