Oleh : Kurnia, Relawan Komunitas Beting Pintar
Hari kemerdekaan merupakan hari sakral yang ditunggu orang seluruh rakyat Indonesia. Setelah proklamasi hari penting tersebut, maka peringatannya setiap tahun adalah suatu yang selalu dinanti dan dirayakan dengan meriah. Hal ini tak terkecuali anak-anak dan remaja kampung Beting. Antusias warga dalam memeriahkan independent day negeri ini begitu terasa dengan adnya lomba-lomba meriah pada hampir setiap gangnya.
Komunitas Beting Pintar yang merupakan bagian dari Kampung Beting juga turut serta merayakan dan memeriahkan peringatan hari merdeka ini. Meski hanya berupa permainan sederhana, namun para relawan berharap ada pelajaran dan hikmah yang bisa di petik dari perlombaan yang di gelar.
Saat ditanya mengapa juga ikut merayakan lomba 17-an, relawan mengaku mereka memang memiliki program khusus untuk merayakan hari besar Nasional yang salah satunya adalah Peringatan Hari Kemerdekaan ini. “Jadi dikomunitas kita, ada memang programnya. Selain itu juga kita ingin mengenalkan sekaligus menanamkan nilai-nilai semangat perjuangan kepada mereka meskipun dengan cara yang sederhana” kata Nurbaiti, selaku founder Beting Pintar.
Lomba yang diadakan di halaman Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman selama 3 hari tersebut mendapat sambutan positif dari aparat pemerintah setempat. “kemarin kita sempat menghadap Pak Lurah untuk pemberitahuan dan perizinan. Beliau sangat mendukung sekali dan ingin melihat antusias anak-anak Beting dalam kegiatan tersebut meskipun beliau tidak bisa menyaksikan langsung” jelas Kurnia salah satu relawan komunitas tersebut. “Malah ibu-ibu mereka juga antusias dan pada nanyain, ‘ibu-ibunya lomba apa?’ tapi kita tahun ini kayaknya belum bisa handle untuk ikut sertakan ibu-ibunya, jadi mungkin nanti kita adakan di moment yang lain” tambah Fitri yang merupakan relawan termuda yang sudah tergabung di Beting Pintar.
“Lombanya kita laksanakan 3 hari, dari 15, 16, 17 agustus. Karna kita melaksanakannya pas sore aja sesuai jadwal anak-anak belajar biasanya jadi emang butuh waktu yang agak lama.” Ujar Eka salah seorang relawan yang merupakan pemuda asli kampung beting.
Perlombaan yang mereka lakukan digolongkan berdasarkan usia. Diantaranya lomba estafet air dan estafet karung untuk anak usia dini sampai kelas 2 SD, lomba bakiak, estafet air, estafet tongkat dan estafet karung untuk anak kelas 3-5 SD, dan lomba tebak gaya dan kata, serta estafet air dan tongkat untuk anak kelad 6 SD-SMP.
Yang menarik adalah setiap perlombaan yang dilaksanakan merupakan lomba yang dilakukan dalam tim, tanpa ada satupun lomba perorangan. Hal ini dibenarkan oleh Nurbaiti, karena ada tujuan khusus ujarnya, “kami ingin mengajarkan nilai-nilai perjuangan dalam meraih kemerdekaan yang dicontohkan oleh pahlawan-pahlawan terdahulu, bahwa kemerdekaan yang kita raih saat ini adalah buah perjuangan bersama-sama, antara pemuda dan orang tua, petinggi negara dan rakyat biasa, kaum lelaki dan kaum wanita. Jadi bukan hanya usaha satu orang saja. Kami ingin anak-anak bisa mengambil pelajaran, bahwa untuk membangun kampung mereka ini dan bebas dari stigma buruk narkoba juga butuh kerja sama semua pihak. Yaa, meskipun lombanya biasa-biasa saja sih sebenarnya,” tambahnya sambil tersenyum.
Dari hasil wawancara, komentar anak-anak yang menjadi peserta dalam kegiatan ini begitu baik dan positif “dari lomba-lomba ini kami belajar untuk bekerja sama, kekompakan, menang sama-sama kalah juga ditanggung sama-sama, harus fokus juga” ujar Dara siswi SMP. Diakui oleh mereka bahwa lomba dengan berkelompok lebih seru dan menantang. “lebih seru lomba pake kelompok, kak. Meskipun agak susah kadang ngatur kelompoknya tapi kerja samanya lebih terasa” tambah Diva dan Ismi.