INIBORNEO.COM, Jakarta – Lala Bohang keturunan darah Belanda tinggal di Indonesia bercerita mengenai neneknya yang sering memasak sup brenebon Belanda sebagai makanan khas Manado. Satu sisi Lara Nuberg peranakan Indonesia tinggal di Belanda merasa asing dengan masakan itu. Dia mengernyit dahi heran dengan nama sup itu.
Lara punya kebanggaan atas masakan dari neneknya yang sering memasak makanan dengan cita rasa Indonesia seperti nasi goreng dan roti kukus atau sering dikenal sebutan bolu kukus.
Sekelumit cerita perbedaan makanan dari dua negara yang memiliki hubungan selama 350 tahun itu tersaji dalam cerita buku berjudul Journey of Belonging. Pengarangnya adalah Lala Bohang dan lara Nuberg notabene dua tokoh dalam bukut tersebut.
Buku yang dialihkan ke bahasa Indonesia berjudul ‘Perjalanan Menuju Pulang’ diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama itu mengisahkan pencarian hubungan melalui penelusuran sejarah keluarga masing-masing memiliki darah peranakan Indonesia dan Belanda.
Tentang buku itu tersaji dalam diskusi Out of the Book: Collecting Memories Along the Journey yang diselenggarakan Yayasan 17000 Pulau Imaji dan Erasmus Huis pada Sabtu (28/8/2021) lalu.
Acara yang berlangsung daring dengan menghadirkan penulis buku Lala Bohang dan Lara Nuberg melalu tayangan Youtube @Pulau_Imaji itu menceritakan hubungan sejarah Indonesia dan Belanda dalam hal nyata.
Pembaca seolah-olah diajak melihat kedua penulis merekonstruksi sejarah personalnya. Bagaimana persinggungan keluarga mereka dengan nasari besar sejarah kedua negara. Di dalamnya ada perca-perca masa lalu personal atau antar kultur tumbuh saling mempengaruhi satu sama lain.
Ketua Yayasan 17000 Pulau Imaji Laura Bangun Prinsloo mengatakan dengan berkolaborasi bersama Erasmus Huis, Yayasan ingin memulai suatu cara yang biasa dijalankan di klab-klab buku tempat penulis dan pembaca buku bertemu dan berdiskusi.
“Inilah upaya kami meningkatkan minat baca masyarakat, tentu saja sesuai dengan judulnya yaitu Out of The Book ingin menampilkan topik-topik yang bermula dari buku. Jika tidak dikarenakan pandemi, acara ini akan mempertemukan para pecinta buku, sayang karena masih masa pandemi, diskusi Out of the Book berlangsung virtual,” kata Laura kepada IniBorneo, Senin (30/8/2021).
Yayasan 17000 Pulau Imaji merupakan organisasi nirlaba yang bekerja untuk meningkatkan kualitas literasi dan konten kreatif di Indonesia. Selain itu, menginisiasi dan mengorganisir berbagai program edukatif dan inspiratif yang mendorong terciptanya ekosistem literasi berkesinambungan, mengupayakan produk literasi bermutu, mempermudah masyarakat mengakses bacaan beragam serta meningkatkan peran literasi Indonesia dalam perkembangan isu dunia, dengan berkolaborasi bersama pelaku perbukuan, pemerintah, korporasi swasta, serta komunitas masyarakat.
Direktur Pusat Kebudayaan Erasmus Yolande Melsert mengatakan pihaknya sejak 51 tahun lalu melalui buku hadir di perpustakaan kecil di Menteng, Jakarta tumbuh menjadi pusaat budaya yang dinamis seperti sekarang ini.
“Orang merasa dan merasakan kebutuhan untuk membaca, belajar dari wawasan lain, untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia disekitar mereka dan di tempat yang jauh. Kebebasan menulis dan membaca adalah salah satu pilar demokrasi dan oleh karena itu sangat penting ketika kita membangun dunia kita,” kata Yolande.
Erasmus Huis merupakan pusat kebudayaan milik Kedutaan Belanda di Jakarta selama hampir 50 tahun. Pusat kebudayaan ini didirikan pada 1970 dan memberikan stimulasi kepada talenta (muda) Belanda. Tujuan organisasi adalah untuk menyatukan orang-orang tidak hanya untuk menikmati dan saling menginspirasi dalam konser, pertunjukan dan pameran tetapi juga untuk bertukar pengetahuan dan ide selama perkuliahan dan diskusi.