Memetik buah jeruk langsung dari kebunnya, barangkali menjadi pengalaman menarik bagi sebagian orang. Sensasi mencicipi buah jeruk yang dipetik sendiri pun akan terasa berbeda. Pengalaman itulah yang ingin dihadirkan di Wisata Petik Jeruk di Desa Kalimas, Kubu Raya.
Yuninda Anggia Ayu mengakui baru pertama kali memetik jeruk dari pohonnya. Guru di PAUD TK Cerlang Pontianak ini, kebingungan memilih jeruk yang manis.
“Ini pengalaman pertama, mencari jeruk yang mau dipetik. Kira-kira manis atau tidak, bingung. Jadi tadi minta bantu si abang yang jaga,” tutur Ayu, pengunjung perdana Wisata Petik Jeruk, Balekambang Kampung.
Wisata Balek Kampoeng merupakan langkah awal mengenalkan destinasi Wisata baru di Desa Kalimas, Kubu Raya, dengan Paket Wisata Petik Jeruk Manis. Memanfaatkan lahan kebun jeruk milik warga, kawasan ini disulap sebagai destinasi wisata berbasis alam.
“Kebetulan ada warga yang memiliki kebun jeruk manis 800 meter dengan 1200 pohon jeruk manis. Kita ajak kerjasama dengan jual Paket Wisata Petik Jeruk Manis. Bagaimana pengunjung merasakan sensasi memetik jeruk langsung dari pohon,” terang Ishaq, mengelola Wisata Balek Kampoeng.
Kerjasama yang diinisiasi oleh Pang 5 Group itu, diharapkan dapat mendatangkan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar Desa Kalimas. Kebun jeruk yang dimiliki oleh warga itu, diharapkan tidak hanya dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan saja, melainkan juga bagi wisata berbasis alam, dengan harapan memberikan dampak ekonomi lain bagi mereka.
Untuk dapat menikmati wisata ini, pengunjung, cukup membayar Rp20 ribu dan dapat membawa pulang sekilo jeruk manis hasil yang dipetik sendiri. “Selain petik jeruk manis, nanti kita ada kawasan Wisata Balek Kampoeng, sekitar 100 meter dari kebun ini. Itu nanti fasilitas untuk berlibur keluarga lengkap. Sekarang masih tahap pembangunan, sekitar 20 persen,” jelasnya.
Kepala Desa Kalimas, Salbiah merasa berbangga lantaran desanya dijadikan destinasi wisata baru di Kubu Raya. Baginya, Desa Kalimas memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang sangat besar. Bukan tidak mungkin, dengan tangan-tangan kreatif serta manajemen yang baik, kawasan perkebunan dan pertanian di desa tersebut, dapat dijadikan salah satu kawasan destinasi wisata baru yang menjadi tujuan wisata bagi masyarakat Kubu Raya, Pontianak, dan daerah lainnya.
“Ini langkah awal bagi kami, masyarakat Desa Kalimas. Berharap, Wisata Balek Kampong terus berkembang dan memberi dampak positif bagi warga desa. Kita harus selalu optimis agar desa ini lebih cepat maju,” tambahnya.
Direktur Eksekutif BP2KP Kota Pontianak, Dewi Safitri sepakat apabila potensi perkebunan dan pertanian di Desa Kalimas dikemas menjadi kawasan agrowisata. Dia memandang, saat ini, Pontianak belum memiliki kawasan agrowisata. Desa Kalimas yang letaknya tak jauh dari Ibukota Provinsi Kalbar ini, barangkali bisa menjadi alternatif.
“Saya lihat, Desa Kalimas memiliki potensi sangat luar biasa untuk pengembangan agrowisata. Karena untuk Wisata yang dekat dengan Pontianak, sepertinya belum ada yang menganggkat potensi Wisata kebun maupun pertanian,” katanya.
Agrowisata dalam benaknya, tidak hanya soal menyajikan sensasi berlibur menikmati alam. Lebih dari pada itu, dia berharap agrowisata yang dihadirkan, juga memberikan edukasi kepada para pengunjungnya. “Jadi bukan sekadar datang ataupun singgah, tapi bisa belajar dan menikmati liburan,” harapnya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, Natalia Karyawati yang berkesempatan menghadiri pembukaan tempat wisata baru ini menyampaikan dukungannya. Sebagai perpanjangan dari Pemerintah, pihaknya akan mendorong promosikan potensi wisata yang ada di provinsi ini, baik di dalam maupun di luar daerah. “Mudah-mudahan, Desa Kalimas bisa menjadi Daerah Wisata Tujuan unggulan di Kubu Raya maupun Kalbar nantinya,” ucapnya.
Mempromosikan destinasi wisata apalagi yang masih baru, menurutnya sabagai satu cara mendorong tempat wisata tersebut berkembang. Terlebih di era media sosial, memberikan kemudahan akses pada masyarakat luar melihat tempat Wisata secara lebih cepat dan mudah.
Hadirnya destisasi wisata yang dibangun di desa-desa, diharapkan mampu mendorong kemajuan desa tersebut. Tak menutup kemungkinan, desa yang mengandalkan pada sebagai tumpuan ekonominya, akan mendorongnya menjadi desa mandiri. Mewujudkan banyam desa mandiri, menurut Natalia, adalah salah satu harapan Pemerintah Kalbar.
“saya harap tempat ini bisa memberikan hal baik bagi masyarakat seperti peningkatan perekonomian warga,” tandasnya.**