Desa Sahan Olah 1,2 Ton Biji Tengkawang

  • Share
jajaran Direksi Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) ke sentra pengolahan buah tengkawang di Desa Sahan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. (Doc Yayasan KEHATI)

INIBORNEO.COM, Bengkayang – Sepanjang tahun 2024, sebanyak 1,2 ton biji tengkawang kering berhasil dikumpulkan dan diolah oleh sentra pengolahan buah tengkawang di Dusun Melayang, Desa Sahan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Sentra ini mampu mengolah dengan kapasitas produksi mencapai 100–150 kilogram per hari selama musim panen.

Hal itu terungkap saat kunjungan jajaran Direksi Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) ke sentra pengolahan buah tengkawang tersebut. “Kami ingin melihat bagaimana intervensi program bisa memberikan manfaat ganda: menjaga hutan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar Riki Frindos, Ketua Umum Pengurus Yayasan KEHATI.

Kunjungan ini merupakan bagian dari pemantauan program Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, yang selama ini mendukung pengembangan pengelolaan hasil hutan bukan kayu di wilayah tersebut. “Tengkawang menjadi contoh penting bahwa hasil hutan non-kayu dapat diolah secara bertanggung jawab dan tetap memberi nilai tambah,” tambahnya.

Sentra pengolahan yang mulai beroperasi pada 2022 ini menjadi salah satu pusat produksi minyak tengkawang, komoditas khas masyarakat adat Dayak yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ketua koperasi sekaligus tokoh masyarakat Desa Sahan, Nadu, menyampaikan bahwa keberadaan sentra ini menjadi percontohan pengelolaan hasil hutan berkelanjutan di Bengkayang. Pemerintah desa juga menyambut positif berbagai dukungan dalam peningkatan kapasitas dan perluasan akses pasar bagi masyarakat.

Selama kunjungan, Direksi KEHATI meninjau fasilitas pengeringan, gudang penyimpanan, serta peralatan pengepres minyak yang disediakan melalui dukungan pendanaan TFCA Kalimantan. Penggunaan teknologi tersebut dinilai mampu meningkatkan efisiensi produksi hingga 40 persen dibandingkan metode tradisional.

Puspa Dewi Liman, Direktur Program TFCA Kalimantan, menegaskan bahwa dukungan program tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada penguatan kelembagaan, pemasaran, serta perlindungan pohon tengkawang sebagai sumber utama komoditas bernilai tinggi ini.

“Prinsipnya, pemanfaatan tengkawang harus tetap menjaga kelestarian hutan dan regenerasi pohonnya,” jelas Puspa.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *