BI Edukasi Warga 3T soal Uang Palsu Lewat Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Kalbar

  • Share

INIBORNEO.COM, Pontianak — Bank Indonesia (BI) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali menyelenggarakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025 dengan misi tidak hanya mendistribusikan uang Rupiah layak edar, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai bahaya uang palsu dan cara mengenali keaslian Rupiah.

Ekspedisi ke-14 ini resmi dilepas melalui seremonial pemberangkatan KRI Kujang-642 di Markas Kodaeral XII, Pontianak, Senin (26/8). 

Direktur Eksekutif  Departemen Pengelolaan Uang (DPU), M. Anwar Bashori, menyebut salah satu fokus ERB tahun ini adalah edukasi masyarakat soal peredaran uang palsu, terutama di wilayah perbatasan dan pulau terpencil.

“Tahun lalu tercatat sekitar 15 persen kasus terkait uang palsu di wilayah ini. Maka kami memberikan edukasi kepada masyarakat, bagaimana cara membedakan uang asli dan uang palsu. Caranya mudah, lihat, raba, terawang. Ada gambarnya, ada teksturnya, ada cetakan intaglio. Melalui program Cinta, Bangga, Paham Rupiah (CPP), masyarakat bisa membedakan dengan jelas mana uang asli dan mana yang palsu,” ujar Anwar.

Ia menegaskan, uang palsu tidak bisa ditukar di Bank Indonesia. “Yang bisa ditukar hanya uang asli yang rusak. Jangan sampai masyarakat memiliki niat buruk menggunakan uang palsu, karena berbahaya dan ada ancaman pidana,” tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa pulau-pulau yang belum terjangkau akan terus disasar bertahap. “Istilahnya seperti makan bubur dari pinggir, satu per satu. Tahun ini lima pulau di Kalbar, ke depan akan diperluas,” tutur Anwar.

Edukasi Hingga ke Pulau Terluar

Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Kalbar berlangsung pada 26 Agustus hingga 1 September 2025, menyasar lima pulau: Karimata, Cempedak, Maya, Pelapis, dan Padang Tikar. Selain membawa uang layak edar, BI bersama TNI AL juga menyosialisasikan pentingnya merawat Rupiah agar tidak cepat rusak.

BI menyatakan ingin masyarakat di 3T tidak hanya bisa menukar uang, tetapi juga paham bagaimana menjaga Rupiah. Edukasi ini dinilai penting karena masih banyak uang yang cepat rusak akibat dilipat, disteples, atau dibasahi.

Sejak pertama kali digelar pada 2012, ERB telah menjangkau 655 pulau dengan 132 kegiatan kas keliling. Di Kalbar, kegiatan tahun ini menjadi yang ke-14 secara nasional.

Gubernur Kalbar Ria Nosan yang diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Bpk. Drs. Ignasius Ik, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa.

“Rupiah bukan sekadar alat tukar, melainkan simbol identitas dan kedaulatan bangsa. Menjaga Rupiah berarti menjaga martabat bangsa,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa edukasi soal Rupiah akan lebih berdampak bila dibarengi dengan perluasan akses keuangan, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit ultra mikro untuk pelaku usaha kecil.

Dengan upaya ini, BI berharap masyarakat semakin sadar pentingnya menggunakan Rupiah, memahami ciri-ciri uang asli, serta berperan aktif dalam menjaga kedaulatan mata uang nasional hingga ke pelosok negeri.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *