Pontianak Akan Raih KLA, Kasus Kekerasan Anak Jadi Catatan Kritis

  • Share
Pontianak Raih KLA, Kasus Kekerasan Anak Jadi Catatan Kritis
Pontianak Raih KLA, Kasus Kekerasan Anak Jadi Catatan Kritis

INIBORNEO.COM, Pontianak – Pemerintah Kota Pontianak akan menerima penghargaan sebagai Kota Layak Anak (KLA) dari pemerintah pusat, sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dan berbagai kebijakan dalam mewujudkan lingkungan yang ramah bagi anak-anak. Namun di balik capaian tersebut, Pontianak masih dihadapkan pada persoalan serius terkait kekerasan terhadap anak.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengakui bahwa meski berbagai langkah telah dilakukan, masih ditemukan kasus bullying, pelecehan seksual, hingga prostitusi anak di bawah umur. Ia menekankan bahwa perlindungan anak tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi membutuhkan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat.

“Masih terjadi kasus-kasus kekerasan terhadap anak. Ini tantangan serius yang harus kita hadapi bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa kolaborasi masyarakat, komunitas, dan dunia usaha,” ujarnya saat menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di Aula Rumah Jabatan Wali Kota.

Di sisi lain, Pemkot Pontianak telah menerapkan sejumlah kebijakan, seperti penyediaan fasilitas pendidikan dari PAUD hingga SMA, taman bermain yang aman, hingga regulasi perlindungan anak. Salah satu kebijakan yang disebut cukup progresif adalah pembatasan jam malam bagi anak-anak untuk mencegah mereka terpapar risiko negatif di luar rumah.

“Masih banyak anak-anak yang berkeliaran di atas pukul 21.00 tanpa pengawasan orang tua. Ini sangat memprihatinkan,” kata Edi.

Pontianak sendiri sedang menuju peningkatan status sebagai Kota Layak Anak, yang memiliki empat tingkatan: Pratama, Madya, Nindya, dan Utama. Saat ini, baru Kota Surabaya yang berhasil mencapai predikat tertinggi. Pontianak, menurut Edi, masih terus berproses untuk mencapainya.

Ia menambahkan, selain infrastruktur fisik dan kebijakan, pemenuhan aspirasi anak juga menjadi fokus, seperti penyediaan ruang publik ramah anak dan kawasan tanpa rokok. Namun, ia menekankan bahwa indikator Kota Layak Anak tidak hanya diukur dari fasilitas, melainkan juga dari bagaimana kota ini mampu menjamin rasa aman dan bebas dari kekerasan bagi setiap anak.

“Peringatan Hari Anak Nasional harus menjadi pengingat bersama, bahwa melindungi anak-anak adalah tanggung jawab kolektif. Mari kita jaga anak-anak kita agar tumbuh menjadi generasi hebat untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” tutupnya.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *