INIBORNEO.COM, Jakarta – Di tengah tekanan harga CPO dunia yang terus melemah, PTPN IV PalmCo, salah satu subholding di bawah naungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), menunjukkan resiliensi operasionalnya dalam menjaga pasokan pangan domestik sekaligus mempertegas peran strategisnya dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Sebagai bagian dari transformasi Holding Perkebunan Nusantara yang mengusung skala ekonomi dan efisiensi bisnis, PalmCo menjalankan berbagai langkah konkret yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat, khususnya dalam menjaga ketersediaan minyak makan dan memperkuat rantai pasok pangan nasional dari hulu hingga hilir.
“Selain fokus pada stabilitas pasokan minyak makan, PalmCo juga memperkuat peran dalam rantai pangan secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir, demi ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan,” ujar Direktur Utama PalmCo, Jatmiko Santosa, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (18/6).
Sejak awal 2025, tren harga minyak sawit mentah (CPO) menunjukkan penurunan akibat perlambatan permintaan global dan eskalasi konflik geopolitik. Kementerian Perdagangan RI mencatat harga referensi CPO untuk periode Juni 2025 turun sebesar 7,36 persen menjadi USD 856,38 per metrik ton. Di pasar domestik, harga lelang CPO KPBN Inacom per 5 Juni 2025 tercatat sebesar Rp13.343 per kilogram, turun dari Rp13.385 pada hari sebelumnya.
Meski dihadapkan pada kondisi tersebut, PalmCo berhasil mencatatkan ketangguhan operasional. Hingga April 2025, produktivitas CPO PalmCo tercatat sebesar 1,34 ton per hektare, naik 103,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada sisi hilir, PalmCo melalui anak usahanya, PT Industri Nabati Lestari (INL), telah menyalurkan lebih dari 987 ribu liter minyak goreng kemasan hingga kuartal pertama 2025. Penyaluran dilakukan melalui program pemerintah maupun distribusi ritel di berbagai wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Banten, hingga Jawa Barat. Produk-produk seperti Nusa Kita, INL, dan Salvaco menyasar konsumen dengan harga terjangkau.
“Alhamdulillah produksi CPO kita meningkat. Dan selaras dengan hal tersebut seperti arahan pemerintah guna memastikan ketersediaan minyak makan dan stabilitas harganya, di momen lebaran lalu juga kita jalankan Gerakan Pangan Murah dan Operasi Pasar, baik yang dijalankan mandiri atau berkolaborasi bersama BUMN lain di lebih dari 4.500 titik di Indonesia,” sebut Jatmiko.
Dalam kerangka transformasi industri sawit nasional yang diinisiasi Holding Perkebunan Nusantara, PalmCo juga mendorong percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Berdasarkan data terbaru, luas areal petani binaan PalmCo yang berhasil memperoleh rekomendasi teknis (rekomtek) PSR telah mencapai lebih dari 13.000 hektare.
Kepercayaan petani terhadap kemitraan dengan PTPN IV juga semakin meningkat. Di Aceh, sepuluh koperasi unit desa (KUD) memutuskan mengajukan PSR melalui skema kemitraan bersama PTPN IV Regional VI, setelah melihat keberhasilan dua KUD lainnya yang sebelumnya gagal secara mandiri namun berhasil memperoleh dana BPDPKS setelah bermitra dengan PalmCo sejak awal 2024. Dari sepuluh KUD tersebut, diperkirakan akan diajukan sekitar 1.500 hektare. “Keberhasilan ini tentu menjadi cerminan dari sistem dan tata kelola kemitraan yang lebih rapi, terarah, dan didampingi penuh oleh perusahaan,” lanjutnya.
PalmCo juga aktif memperkuat ketahanan pangan melalui pengelolaan lahan produktif bersama masyarakat. Melalui program Tanam Padi PTPN (TAMPAN) dan tanam jagung di areal peremajaan sawit rakyat, PalmCo mampu mengoptimalkan lahan sawit agar lebih produktif dan bernilai tambah. Salah satu wujud kolaborasi ini terlihat pada kegiatan panen padi di Jambi bersama petani mitra yang mendapat apresiasi dari Kementerian Pertanian RI.
Upaya serupa juga dijalankan di Aceh dengan perluasan tanam padi di lahan sawit tumpangsari. Program ini merupakan bagian dari inisiatif strategis TAMPAN yang dirancang oleh PalmCo sebagai kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
“Kami melihat pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik dengan petani, pemerintah, maupun aparat, dalam mendukung swasembada pangan. PalmCo ingin menjadi bagian dari alternatif solusi bagi ketahanan pangan nasional,” pungkas Jatmiko.