INIBORNEO.COM, Pontianak – Jumat sore, di warung kopi Aming jalan podomoro. Ada sesuatu yang berbeda. Bukan kopinya atau tempatnya. Namun, ada alunan cerita pendek yan terdengar. Tidak keras namun seolah berupaya menemani para pengunjung warung kopi. Berbeda, bila biasanya warung-warung kopi memperdengarkan suara atau live music. Kali ini alunan karya sastra yang terdengar.
“Kami berupaya menghantarkan karya-karya sastra kepada khalayak luas. Khususnya karya sastra yang ada di Kalimantan Barat, ujar Ahmad Sofian, seorang pegiat literasi sastra coba menjelaskan kegiatan yang dilakukan bersama kawan-kawannya.
“Sastra Di Ruang Publik”, tambahnya, merupakan suatu upaya untuk mengenalkan, mendekatkan dan memahami karya sastra, khususnya karya-karya sastra Kalimantan Barat kepada masyarakat umum. Dengan membaca secara bersama dan bergiliran karya-karya sastra tersebut dan diperdengarkan kepada khalayak luas di ruang publik. Hal ini juga sebagai upaya agar karya sastra Kalimantan Barat menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri.
Kenapa di warkop/ruang publik??? Ada beberapa pertimbangan mengapa kita memilih ruang publik untuk membaca karya-karya sastra ini. Yang pertama, agar lebih banyak orang yang mendengar dan mengetahui karya sastra. Selain itu juga, karena kehadiran ruang publik yang terbuka, egaliter dan tanpa tekanan sangat penting dalam meningkatkan kualitas kenyamanan hidup di perkotaan. Kegiatan-kegiatan budaya dalam ruang ruang-ruang publik di kota merupakan salah satu indikator bahagia nya sebuah kota, dengan masyarakat yang ada di dalamnya.
Beberapa hal yang juga jadi latar belakang gerakan ini. Seperti banyak kalangan tidak tahu tentang siapa saja dan karya sastra apa yang pernah ada di Kalimantan Barat, Kerinduan akan interaksi-interaksi yang dahulu sering dilakukan dan membuat suasana emosional kebersamaan, suasana kekeluargaan sangat terasa. Di sekolah-sekolah juga tidak ada pelajaran atau informasi tentang sastra di Kalimantan barat. Banyak kalangan yang lebih lebih tahu sastrawan dan karya dari luar. Padahal perjalanan dan karya-karya sastra di Kalimantan Barat tidak kalah dibanding lainnya. Informasi menjadi kata kunci.
Pembacaan sastra di ruang publik pada awalnya dilaksanakan setiap hari jumat sore hingga malam di sejumlah lokasi. Hal ini tentu disesuaikan dengan ketebatasan dan kemampuan. Namun, dalam perkembangannya tentu akan sangat dinamis. Tidak tertutup kemungkinan jika ini akan menjadi gerakan yang massif. Pembacaan akan dilakukan setiap hari, setiap saat diberbagai tempat. Dengan membaca berbagai buku sastra. Mulai dari buku kumpulan cerita pendek Kain Tilam, Buku Kumpulan Cerita Pendek Demikian Pada Mulanya, Pada Tanah Di Kandung Bersama, Akar Punya Andil Pada Daun, Hidupku, Edelweis Berkisah, Arus, Kalbar Berimajinasi, Buku Kumpulan Cerita Rakyat Kalantika dan buku lainnya.
Tak hanya membaca karya-karya sastra. Di sela-sela pembacaan juga di sampaikan informasi singkat Biografi Sastrawan Kalimantan Barat. Apa dan Siapa Sastra Kalimantan Barat serta cerita-cerita ringan yang menyertainya.
Gerakan / kegiatan “SASTRA DI RUANG PUBLIK”, dilakukan oleh para perseorangan dari berbagai latar belakang. Dari penulis, pegiat literasi, guru, ibu rumah tangga, seniman, konten creator, pelajar, barista dan lainnya. Akan digelar di berbagai lokasi. WHERE. Seperti di Taman Alun Kapuas, Taman Digulis, Waterfront Pontianak, Taman Akcaya, Tugu Khatulistiwa, Warung-warung kopi, sekolah-sekolah serta Fasilitas Publik lainnya seperti Kapal Bandong Sungai Kapuas Kota Pontianak, Fery Penyeberangan Bardan-Siantan, Pasar Kapuas Besar dan lainnya.