INIBORNEO.COM, KETAPANG – Sukarelawan Ganjar Milenial Center (GMC) tak henti-hentinya merangkul masyarakat dan milenial untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di beberapa daerah di Indonesia.
Kali ini, para milenial pendukung Ganjar Pranowo tersebut menggelar perlombaan menganyam ketupat dari daun janur di Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), pada Rabu (28/6/2023).
Sekretaris Wilayah GMC Kalbar Muhlas mengatakan menganyam ketupat sehari sebelum Lebaran merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat khususnya di Desa Sungai Besar setiap jelang hari raya. Menurut dia, tradisi ini dilakukan sekaligus menjadi ajang silaturahmi dengan sanak saudara dan tetangga.
“Kami berinisiatif membuat lomba ini karena sebentar lagi lebaran sekaligus memeriahkan Lebaran Iduladha,” ujarnya di sela-sela kegiatan.
Muhlas menyatakan kegembiraannya karena kegiatan yang diadakan GMC mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat desa ini. Muhlas mengatakan pihaknya ingin memberdayakan para milenial dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas SDM di desa tersebut
“Antusias masyarakat luar biasa. Mereka berbondong-bondong datang mengajak sanak keluarga, bawa suaminya, untuk ikut perlombaan ini. Menganyam ketupat ini belum tentu semua orang bisa. Makanya, kami mengadakan perlombaan ini,” ucapnya.
Untuk mendukung berlangsungnya kegiatan itu, milenial Ganjar tersebut berkolaborasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Akademi Manajemen Komputer dan Informatika (AMKI) Ketapang serta Karang Taruna Desa Sungai Besar.
Shinta Maulina sebagai perwakilan Karang Taruna Desa Sungai Besar, mengatakan baru kali ini desanya disentuh oleh sukarelawan yang membawa kebermanfaatan bagi masyarakat di sini.
“Masyarakat merasa belum ada relawan yang datang ke sini untuk memberikan pelatihan atau lomba untuk menunjang sumber daya manusia di Ketapang,” ujarnya.
Perempuan berusia 23 tahun ini mengatakan, setelah kedatangan Sukarelawan pendukung Ganjar Pranowo tersebut, masyarakat menyambutnya dengan antusias. Menurut dia, perlombaan yang diadakan GMC ini memantik kreativitas kaum milenial di desa tersebut sehingga semakin kompak.
“Sangat antusias sekali, karena belum ada relawan yang turun ke sini jadi setiap ada kegiatan sekecil apa pun mereka menyambut dengan baik. Bahkan sampai ada yang bertanya kapan lagi untuk adakan kegiatan seperti ini,” ungkapnya.
Perempuan yang berkuliah di Institut Agama Islam NegerI (IAIN) Pontianak ini berharap GMC terus menebar manfaat ke daerah-daerah di Kalbar.
“Harapannya, sampai kapan pun relawan ini harus tetap ada untuk membantu milenial, bahkan dewasa untuk meningkatkan SDM di Ketapang,” ujarnya.
Dia juga mendoakan Ganjar Pranowo untuk menjadi presiden Indonesia pada periode 2024-2029 agar dapat memperhatikan masyarakat pelosok yang belum tersentuh.
“Saya berharap pak ganjar bisa menjadi presiden di 2024 sehingga bisa terus ke desa-desa ke tempat yang tak terjaungkau oleh kota-kota besar,” katanya.
Sementara itu, Suryani, peserta lomba menganyam ketupat, menganggap positif perlombaan yang diadakan GMC tersebut. Menurut dia, kegiatan ini membuat kreativitas milenial dan warga makin meningkat. Selain itu, mempererat tali silaturahmi antarwarga.
“Senang bisa berkumpul ramai-ramai. Sekaligus mempererat tali silaturahmi dengan tetangga sekampung,” katanya.
Menurut perempuan berusia 23 tahun ini, dengan perlombaan tersebut, dirinya dilatih untuk lebih cepat dan rapi dalam menganyam ketupat.
“Kami menjadi lebih tahu cara cepat dan rapi menganyam ketupat. Kalau kami menganyam ketupat hanya setahun sekali ketika Lebaran,” katanya.