INIBORNEO, Pontianak – Terkait pengelolaan ekosistem gambut berkelanjutan di Kalimantan Barat, World Agroforesty (ICRAF) Indonesia bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kalbar gelar Lokakarya Sehari yang bertemakan “#PahlawanGambut: Menuju Pengelolaan Ekosistem Gambut Berkelanjutan di Kalimantan Barat”, (30/03/2022). Kegiatan ini merupakan momentum untuk menyampaikan perkembangan implementasi riset-aksi Peat-IMPACT Indonesia di Kalbar.
“Harapannya adalah akan terkumpul masukan dan saran terakit intervensi yang lebih tepat sasaran dalam tatakelola gambut baik ditingkat provinsi, kabupaten, maupun tingkat tapak,” ujar Sonya Dewi selaku Direktur ICRAF Indonesia.
#PahlawanGambut yang dijalankan oleh Peat-IMPACTS merupakan sebuah gerakan untuk menghimpun pengetahuan, pembelajaran, pemahaman serta berbagai ide terkait pengelolaan gambut berkelajutan oleh para penggiat, peneliti, pelaku usaha, petani dan generasi muda di ekosistem gambut. Gerakan ini dimulai pada bulan Januari tahun 2020 dan akan dilakukan hingga tahun 2024, bergandengan tangan dengan pemerintah dan mitra pembangunan. Salah satunya dengan Indonesia Soil Research Institute (ISRI).
“ICRAF dan ISRI melakukan riset-aksi Peat-IMPACTS melalui pendekatan evidence-based, yakni pendekatan yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah melalui pengumpulan data dan informasi untuk menjadi dasar proses tata Kelola gambut, sehingga konteks lokal sejalan dengan aspirasi daerah yang akan dibangun,” lanjutnya.
Sambutan Gubernur Kalbar, yang disampaikan oleh Kepala DLHK Kalbar, Adi Yani, menyampaikan bahwa ekosistem gambut di Kalbar merupakan bagian dari isu lingkungan yang penting untuk dilestarikan karena sudah menjadi isu nasional dan juga global, termasuk bencana kebakaran yang mempengaruhi kehidupan masyarakat baik sosial maupun ekonomi.
“Pemerintah Kalbar didorong untuk memberikan perhatian khusus, utamanya kepada pemahaman pengelolaan dan perlindungan terhadap ekosistem gambut. Kami berharap dari kegiatan penelitian Peat-IMPACTS ini akan terlahir inovasi dan solusi yang bersifat permanen sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat dan ekosistem gambut lestari tercapai,” tukas Adi.
Selain diisi beberapa pemaparan, kegiatan lokakarya juga dilanjutkan dengan diskusi kelompok terpumpun (FGD) mengenai urgensi perencanaan dan pengelolaan gambut dalam pembangunan daerah, implementasi pengelolaan Gaambut, aspek perencanaan, pelaksanaan dan M&E, serta peran dan komitmen sektor swasta dalam pengelolaan gambut lestari di Kalimantan Barat.