INIBORNEO.COM, KALBAR – Terkait dengan meningkatnya penyebaran Corona Virus Desiase 2019 (Covid-19), Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku Koordinator pelaksana percepatan penanganan Covid-19, perlu memberikan perkembangan informasi dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyebaran virus Covid-19 di masyarakat dalam konferensi pers yang diliput oleh TVRI, ANTARA, dan RRI.
Serta mengundang H. Sutarmidji sebagai Narasumber karena kebetulan Kalbar pencapaiannya yang sangat besar waktu mempunyai kasus kemudian bisa melakukan adaptasi kebiasaan baru sampai kemudian kasus ini bisa di stop penyebarannya “Jadi kita nanti akan belajar dari Kalbar apa yang dikerjakan supaya daerah lain juga bisa mengikuti dan bisa menjadi contoh untuk seluruh daerah di Indonesia,” kata dr. Lula Kamal selaku moderator pada kegiatan dengan materi ‘Update dari Tim Pakar: Zona Dengan Kasus Nol’ melalui Video Conference di Data Analytic Room Kantor Gubernur Kalbar. Jum’at (3/7/2020)
dr. Lula Kamal juga mengatakan sangat jarang sekali Kepala Daerah yang sampai ke menu makanan pasien Covid-19 yang diberikan sampai detail dan mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kalbar.
Kemudian Gubernur Kalbar menyampaikan ada menu standar yang diberikan kepada pasien yaitu madu, pepaya, pisang, alpukat dan telur rebus itu saja obatnya dan kalau diberi itu Gubernur Kalbar meyakinkan 21 hari mereka sudah sembuh.
Masih kata orang nomor satu di Kalbar, dalam menangani Covid-19 perlu adanya koordinasi antar Kabupaten/Kota ditingkatkan kemudian rapid test itu harus dilakukan sebanyak-banyaknya karena tidak ada media lain untuk menjaring orang yang terpapar virus selain rapid test dan kepala daerah itu harus tau data setiap hari “Saya kalau satu hari menghubungi Kepala Dinas Kesehatan mungkin WA nya bisa 200 sampai 300 kali karena saya harus tau pergerakan data itu setiap waktu supaya saya bisa buat kebijakan-kebijakan dan bisa lakukan efesiensi dan kecepatan karena kalau kita lengah kita bisa mengeluarkan biaya yang sangat besar,” ujarnya
Setiap daerah yang paling banyak melakukan rapid test, sekarang ini tingkat keterjangkitannya semakin kecil contoh Kota Pontianak awalnya positif 117 bahkan diperkirakan 40 persen itu terdampak dan karena kita melakukan rapid test sampai 23 ribu orang maka sekarang Kota Pontianak kasusnya hampir tidak ada dalam 2 minggu ini. ungkapnya.
Kemudian yang menarik di Kalbar ini dari 336 kasus 20 persennya itu perawat dan dokter, artinya mereka yang terjangkit Covid-19 adalah orang yang tidak harus terdampak karena dia paham dan tau bagaimana menghindarinya.
Saat ini Kalbar tingkat kesembuhan di atas 82 persen dan yang perlu kita jaga adalah imunitas pasien dengan memberikan asupan makanan yang sama diseluruh Kalbar dan “Saya pantau betul setiap rumah sakit harus mengirim menunya ke hp saya supaya saya bisa kontrol benar apa tidak, kemudian kita evaluasi tingkat kesembuhannya berapa hari dan jumlah daerah yang melakukan rapid test,” tuturnya
Dikatakannya, bisa saja kita mau bilang daerah kita zona hijau, kita tidak usah lakukan rapid tes karena tidak ada kasus, sebetulnya yang paling bagus itu bukan dari awalnya hijau karena tidak ada rapid tes pasti hijau, tapi dari mana dia merah kemudian orange jadi kuning kemudian jadi hijau itu yang kita kehendaki. Jelasnya (r-papiadjie)