Orangtua Perlu Tahu Bahwa Anak Senang Mendengarkan Dongeng
Metode pendidikan dengan mendongeng menjadi salah satu cara yang ampuh dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak. Metode ini juga mendorong mereka untuk menumbuhkan literasi membaca. Hal inilah yang dilakukan oleh Seto Mulyadi, psikolog anak yang sepak terjangnya sudah cukup terkenal di tanah air ini. Minggu (29/4), dia berbagi soal literasi membaca bagi anak dihadapan puluhan peserta Festival Literasi Media, Pontianak.
Kegiatan Festival Literasi Khatulistiwa (Feslikha) di hari ketiga, menarik massa yang cukup ramai. Pagi hari, sekira pukul 09.30 WIB, tenda utama dipenuhi kursi-kursi yang telah terisi oleh sebagian besar pengunjung. Mereka adalah para orangtua. Adapula para anak muda dengan usia matang. Pandangan mata mereka tertuju pada seseorang yang ada di depan panggung. Orang yang tengah berbicara di depan panggung itu tak lain dan tak bukan adalah Kak Seto, sapaan akrab Seto Mulyadi.
Tema yang diangkat dalam talkshow tersebut adalah menanamkan literasi terhadap anak. Pemaparan disampaikan oleh Kak Seto begitu apik. Tidak melulu berbicara layaknya kegiatan talkshow pada umumnya. Sebagian besar materi diiringi dengan nyanyian. Beberapa kali audien juga diajak bernyanyi bersama. Materi yang dibawakan pria berusia 67 tahun itu disampaikan secara interaktif.
“Ayo mama mama jangan marah beta, beta cuma cuma cuma nakal biasa, Ayo mama mama jangan marah beta, lha anak nakal itu biasa,” begitulah lirik yang dinyanyikan oleh Kak Seto, dan diikuti oleh puluhan peserta kegiatan Feslikha. Usai bernyanyi, para peserta bertepuk tangan, pertanda mereka senang dengan gaya penyampaian materi yang disampaikan oleh pemerhati anak itu.
Lagu yang dilantunkan tersebut, bukan sembarang lagu. Ada pesan yang ingin disampaikan beliau kepada para orangtua dan pendidik. Yaitu pesan agar anak diperlakukan dengan baik, meski mereka melakukan kesalahan atau bertindak nakal. Sejatinya pun, kata Kak Seto, tidak ada anak yang nakal.
“Tidak ada anak yang nakal. Anak nakal itu karena lingkungannya,” ungkapnya.
Lingkunganlah yang sejatinya membentuk prilaku dan kebiasaan anak. Untuk itu menurut dia, anak perlu untuk diberikan bimbingan. Salah satunya dengan menumbuhkan budaya literasi pada anak. Dalam hal ini, beliau menekankan pentingnya keberadaan buku dalam membentuk prilaku anak.
Buku pun tak lantas hanya diberikan kepada anak. Sebab aktivitas membaca belum tentu disukai oleh mereka. Dalam hal ini orangtua maupun pendidik perlu mengeksplor isi buku tersebut, agar anak tertarik.
“Anak senang mendengarkan dongeng,” tuturnya.
Mendongeng adalah salah satu cara untuk menanamkan pelajaran-pelajaran berharga bagi anak. Lewat mendongeng anak akan dididik dengan cara yang membuat mereka gembira. Mendongeng juga akan membuat anak menjadi riang. Dalam suasana riang itu, anak cenderung akan lebih menerima pesan-pesan yang disampaikan. Suasana yang interaktif juga akan mendorong anak berfikir kreatif
Untuk itulah, Kak Seto berpesan agar para orangtua dan pendidik tidak meninggalkan budaya mendongeng, terlebih untuk sang buah hati. Ada banyak kisah yang sarat dengan nilai kebaikan yang dapat ditanamkan ke anak-anak.
Agar maksimal, maka dalam mendongeng perlu membangun suasana berdialog dengan anak-anak. Selain menguasai cerita, pendongeng hendaknya menggunakan berbagai cara yang membuat kegiatan mendongeng menjadi lebih menarik. Semisal diselingi dengan nyanyian, menggunakan properti boneka tangan, hingga atraksi sulap.
“Kunci sukses mendongeng adalah kreatif,” ucapnya.
Dengan begitu, lewat mendongeng anak-anak akan canderung menyukai cerita-cerita di buku. Tentu saja hal ini akan menumbuhkan kecintaan mereka pada buku. Aktivitas membaca pun akan mereka gemari.
Kegiatan Feslikha yang digelar di halaman kantor lama Bank Indonesia Kalbar diharapkan dia dapat mendorong minat baca masyarakat Kalbar, terlebih bagi anak-anak. Dia meyakini generasi yang memiliki literasi membaca yang baik akan mendorong mereka menjadi generasi yang berprestasi.
“Semoga kegiatan ini dapat meningatkan minat baca anak, sebab dengan membaca mereka berkembang lebih optimal,” pungkasnya.**