INIBORNEO.COM, Pontianak – Kepala Kanwil Dirjen Perbendaharaan Kalbar (DJPb), Imik Eko Putro menyebut hingga Juni 2022, APBN Kalbar masih tercatat mengalami defisit. Kendati demikian tren saat ini menunjukkan bahwa defisit APBN semakin mengecil.
Menurutnya, jika melihat tren sejak tahun 2018, defisit Kalbar semakin mengecil dan membaik baik dari sisi pagu maupun realisasi yang dihitung dari Januari-Desember 2018 sampai 2021 dan Juni 2022.
“Trennya itu semakin mengecil, artinya daerah atau Kalbar ini on the track menunjukkan penguatan. Kita memang belum semampu provinsi-provinsi yang kuat, tapi semakin ke sini semakin membaik karena bisa menekan defisitnya itu,” ujarnya dalam Kegiatan Rilis APBN yang digelar oleh DJPb Kalbar, Kamis (28/7).
Dia menyebut, secara umum sampai dengan semester I 2022 secara nasional APBN mengalami surplus, sementara di Kalbar defisit. APBN Kalbar dari sisi pendapatan semakin meningkat dan rasio defisit yang semakin terkendali.
“Apabila dicermati, rasio defisit di Kalbar sejak tahun 2018 hingga 2022 juga terus turun dan tetap terkendali, bahkan sampai Juni 2022 rasio defisit Kalbar berada di angka 45,68 persen, jauh dibawa rasio defisit APBN Kalbar 2021 yang berada di angka 65,69 persen,” jelasnya.
Untuk rasio pendapatan, lanjutnya, terhadap belanja juga semakin meningkat dengan ditunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio pendapatan terhadap belanja APBN Kalbar 2022 mencapai 54,32 persen, jauh di atas rasio di tahun 2018-2021 yang berada di rentang 25-34 persen.
Untuk semakin menipiskan angka defisit, pihaknya mendorong pemerintah untuk menaikkan pendapatan melalui pajak, hibah, Badan Layanan Umum, PNBP Lainnya, bea keluar ataupun pungutan ekspor, bea masuk, cukai, dan lain sebagainya. Selain meningkatkan pendapatan, hal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi, serta mendorong pendapatan tambahan dengan memunculkan ekonomi baru.
“Sehigga makin kecil defisit semakin baik,” ucapnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, bila melihat capaian di setiap akhir tahunnya, penerimaan pendapatan Kalbar selalu berada di atas 90 persen. Bahkan di masa pandemi Covid-19, penerimaan pendapatan di Kalbar berada di atas 100 persen, yaitu sebesar 108 persen untuk tahun 2020 dan 126,65 persen di tahun 2021.
Sementara dari realisasi belanja, tambahnya, sejak tahun 2018 hingga tahun 2021, persentase realisasi belanja di APBN Kalbar selalu berada di atas 95 persen. Bahkan realisasi belanja di tahun 2020 dan 2021 berada di atas 97 persen.
“Kami harapkan realisasi belanja di akhir tahun ini bisa lebih baik dari tahun-tahun 2022,” harapnya. (nurul)