Di Pontianak Multietnis Rayakan Idulfitri dengan Main Meriam

  • Share
Perayaan Idulfitri dengan meriam karbit di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.// Cantya Z

Cantya Zamzabella

INIBORNEO.COM, Pontianak – Perayaan Idulfitri 1443 Hijriah di Kota Pontianak selalu dimeriahkan dengan permainan meriam karbit. Uniknya, di Gang Landak, meriam disulut oleh puluhan warga yang mengenakan busana dari perwakilan etnis mayoritas di kota tersebut.

“Kita undang perwakilan komunitas etnis di Kota Pontianak, untuk menyulut meriam dan merayakan Idulfitri bersama,” tukas Yayan, koordinator acara kepada Iniborneo. Yayan telah mempersiapkan acara ini sejak bulan Ramadan dimulai. Belasan meriam andalan yang terbuat dari paralon yang dicor semen pun dipersiapkan.

Seminggu menjelang berakhirnya bulan Ramadan, warga setempat mulai membunyikan meriam. Meriam karbit tak lepas dari budaya warga Kota Pontianak, selaras dengan sejarah berdirinya kota itu 250 tahun yang lalu. Meriam dibunyikan oleh Sultan Syarif Abdurahman untuk mengusir hantu kuntilanak dan pelurunya menjadi penanda untuk mendirikan istana kerajaan.

“Kemudian meriam dibunyikan sebagai penanda waktu sahur dan berbuka jaman kerajaan dahulu,” tambah Yayan. Kini, meriam berbahan bakar karbit pun beralih fungsi sebagai atraksi dan menambah kemeriahan menyambut 1 Syawal.

Warga dengan pakaian adat multietnis ikut merayakan kemeriahan Idulfitri di Kota Pontianak. // foto : Cantya Z

Malam ini, perayaan meriam karbit di Sunga Kapuas, tampak dimeriahkan oleh warga etnis tionghoa dan suku dayak yang masing-masing menggunakan baju khas. Perayaan berlangsung meriah dengan diringi kembang api yang dinyalakan sepanjang sungai.

“Kegiatan dilakukan malam ini karena kepedulian, terlepas dari etnis apapun kita,” kata Pradono, selaku aktivis seni budaya Kalbar mewakili Bala Komando Pemuda Melayu.

Ia juga menuturkan bahwa perbedaan adalah pelangi, yakni di mata dan hati kita. Malam ini dipertemukan karna satu hati dan juga perbedaan merupakan sunnatullah.

“Alhamdulillah pada tahin 2022 ini sangat meriah dibanding tahun sebelumnya karena terdampak covid,” tutur Pangeran Syf. Mahmud Alkadrie yang juga turut menghadiri perayaan meriam karbit di sungai Kapuas.

“Kalau diliat dari animo yang ada kita berasal dari berbagai macam agama dan suku. Jadi wajib bagi kita sama-sama mendukung,” tutupnya.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *