INIBORNEO.COM, Pontianak – Program Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan Siklus 6 resmi dimulai bersamaan dengan penandatanganan kerja sama antara Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan). Kick off program ini digelar di Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Rabu (26/11/2025).
Kerja sama tersebut bertujuan meningkatkan pemanfaatan tengkawang, maskot Kalimantan Barat, dalam berbagai industri, mulai dari kosmetik, pangan, hingga farmasi. Melalui program TFCA Kalimantan, Yayasan KEHATI melanjutkan kerja sama dengan Untan akan menyusun peta jalan pengembangan tengkawang, melakukan riset silvikultur dan analisis kimia, serta menyiapkan policy brief sebagai dasar perumusan kebijakan pemanfaatan tengkawang secara lestari di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Ketua Umum Pengurus Yayasan KEHATI, Riki Frindos, menyampaikan bahwa program TFCA terus menunjukkan capaian signifikan sejak lebih dari satu dekade berjalan. Hingga tahun 2025, KEHATI telah bekerja sama dengan 81 lembaga di berbagai wilayah. Di Kalimantan Barat sendiri, terdapat 30 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan beragam program di tujuh kabupaten/kota, mencakup 49 desa.
“Sudah hampir 10 tahun Yayasan KEHATI menyalurkan dana TFCA kepada sekitar 30 organisasi di Kalimantan Barat. Jumlah dana yang sudah disalurkan mencapai sekitar Rp58 miliar,” ujar Riki.
Ia menegaskan bahwa TFCA Kalimantan akan terus berlanjut dalam beberapa tahun mendatang. Salah satu fokus utama siklus baru ini adalah pengembangan tengkawang. Selain mendorong konservasi dan pemanfaatannya, kerja sama dengan Untan diarahkan untuk mengidentifikasi nilai genetik serta potensi senyawa kimia dari tanaman endemik tersebut.
“Bukan hanya buahnya yang bisa diperas menjadi minyak atau kayunya yang digunakan sebagai bahan bangunan. Nilai-nilai senyawa kimianya akan diteliti oleh para peneliti Universitas Tanjungpura. Ini menjadi tujuan utama dari kesepakatan yang kami tandatangani hari ini,” tambahnya.
Riki turut menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat serta seluruh pemda dan pemkot yang selama ini mendukung implementasi program TFCA. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program konservasi dan pembangunan berkelanjutan tidak mungkin tercapai tanpa kolaborasi kuat antara masyarakat, organisasi lokal, dan institusi akademik.
“Program-program Yayasan KEHATI, termasuk TFCA Kalimantan, tidak akan berjalan tanpa dukungan pemerintah provinsi, daerah, dan kota. Kolaborasi dengan organisasi masyarakat dan institusi akademik juga menjadi kunci utamanya,” pungkasnya. (ril)











