Ketum Baru BPD HIPMI Kalbar Dorong Kemandirian Ekonomi Lokal

  • Share
Momen pelantikan Ridho Adyt Setiawan sebagai Ketua BPD HIPMI Kalbar 2025–2028. Dalam agenda ini, HIPMI menegaskan komitmen membangun kemandirian ekonomi Kalbar melalui penguatan pengusaha lokal dan pengelolaan potensi daerah oleh putra daerah sendiri. (Foto: Dok. Istimewa)

INIBORNEO.COM, Pontianak – Pelantikan Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalimantan Barat masa bakti 2025–2028 tidak sekadar agenda organisasi. Momen ini menjadi titik tekan baru: pengusaha lokal didorong menjadi pemain utama dalam pengelolaan potensi tambang dan penguatan UMKM di Kalimantan Barat.

Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan menegaskan, Kalbar tidak kekurangan peluang, tetapi kekurangan aktor lokal yang berani mengambil alih peran strategis dalam ekonomi daerah. “Saya ingin mereka jadi peran utama, bukan figuran. Kalbar ini punya kekayaan alam luar biasa. Pengusaha muda lokal harus tampil mengambil peran,” kata Krisantus.

Menurut Krisantus, kekayaan sumber daya alam, termasuk sektor pertambangan dan komoditas unggulan, harus dikelola oleh putra daerah. Pemerintah membuka ruang kolaborasi dan mendukung HIPMI menjadi mitra strategis dalam pembangunan ekonomi.

Ketua Umum BPD HIPMI, Akbar H Buchari, mendukung penuh dorongan tersebut. Ia menyebut Kalbar memiliki peluang sangat besar, terutama dengan akses perizinan yang kini semakin mudah, serta keterbukaan pemerintah daerah dalam memberikan ruang bagi HIPMI.

“Yang paling penting HIPMI mampu membuka peluang kerja seluas-luasnya dan berperan dalam menggerakkan ekonomi daerah,” tambahnya.

Ketua HIPMI Kalbar terpilih, Ridho Adyt Setiawan menyatakan, HIPMI tidak hanya fokus pada pelaku usaha besar, tetapi ingin mendorong UMKM naik kelas. “Anak-anak daerah harus bisa berkembang, dari pengusaha kecil jadi besar. Apalagi sekarang kita punya Menteri UMKM asal Kalbar, momentum kolaborasinya ada,” tegasnya.

Ia juga menyebut, HIPMI Kalbar mendorong anggotanya memiliki izin usaha tambang dan menjadi pemain langsung di sektor pengelolaan tambang. “Pemain lokal harus punya izin tambang dan jadi pemain di kampung sendiri,” tambahnya.

Waketum HIPMI Kalbar sebelumnya, Gulam Mohamad Sharon, menekankan bahwa tantangan menguasai sektor tambang di Kalbar tidak mudah, tetapi sangat mungkin dicapai melalui perjuangan dan sinergi. “Ini butuh effort dan perjuangan keras, tapi aksesnya makin terbuka. Sekarang saatnya kita jadi tuan di tanah sendiri,” kata Gulam.

HIPMI Kalbar menargetkan, selain sektor tambang, penguatan UMKM dan pembiayaan kredit usaha sebesar Rp700 miliar menjadi pintu percepatan ekonomi lokal. Pelantikan ini mengingatkan agar pengusaha lokal tidak hanya berjejaring, tetapi harus menjadi pemain utama di tanah mereka sendiri.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *