INIBORNEO.COM, Pontianak – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melakukan kunjungan lapangan ke Provinsi Kalimantan Barat guna memastikan pasokan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) berjalan lancar, termasuk distribusi ke wilayah penyangga dan perbatasan.
Dalam kunjungan ke Fuel Terminal (S) Sanggau, Kamis (26/6/2025), Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim dan Iwan Prasetya Adhi meninjau langsung operasional dan rantai distribusi BBM, termasuk pengecekan terhadap fasilitas penyimpanan, sistem pengisian, pipa distribusi, hingga dermaga pengangkutan.
Abdul Halim menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk menjamin keandalan distribusi energi di daerah. “Inilah langkah-langkah kami bersinergi dengan Badan Usaha Penugasan dan mitranya untuk memastikan pasokan BBM di Sanggau khususnya dan Kalimantan Barat selalu aman dan lancar untuk kebutuhan masyarakat ke depannya,” tegasnya.
Ia juga menyatakan perlunya peningkatan kapasitas fasilitas penyimpanan BBM guna mengantisipasi lonjakan kebutuhan energi, terlebih di wilayah dengan tantangan geografis seperti Kalimantan Barat.
Senada, Iwan Prasetya Adhi menyebut bahwa kondisi infrastruktur menjadi faktor penting dalam mendukung distribusi BBM. “Adanya infrastruktur yang masih perlu disempurnakan, terutama teknis di Fuel Terminal (S) Sanggau. Tentunya, hal ini untuk mendukung keandalan pasokan BBM,” terangnya.
Iwan juga menyoroti pentingnya manajemen risiko yang matang melalui skema penyaluran Reguler, Alternative, dan Emergency (RAE) untuk menghadapi potensi gangguan dalam proses distribusi energi.
Agenda BPH Migas berlanjut ke wilayah Kubu Raya pada Jumat (27/6/2025). Salah satu fokus perhatian adalah pendangkalan di Muara Kapuas yang dinilai dapat mengganggu jalur suplai BBM menuju wilayah pedalaman, termasuk Kapuas Hulu.
“Perlu kita cermati di Muara Kapuas ini, mulai terjadi pendangkalan. Ini dapat menjadi salah satu faktor risiko dari suplai BBM yang nantinya akan berpengaruh hingga wilayah Kapuas Hulu,” ucap Iwan saat ditemui di Pelabuhan Dwikora Pontianak.