INIBORNEO.COM, Pontianak – Isu lingkungan bukan hanya penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tetapi juga memberi kesempatan untuk mengatasi ketidakadilan sosial dan tantangan yang saling terkait. Masyarakat berpenghasilan rendah sering kali terdampak secara tidak proporsional oleh degradasi lingkungan. Isu-isu seperti perubahan iklim, polusi, dan kerusakan ekosistem semakin terkait erat dengan topik kesehatan, ekonomi, dan politik.
Aris Munandar, seorang jurnalis yang aktif mengangkat isu lingkungan, menekankan bahwa jurnalis memiliki peran krusial dalam meliput isu lingkungan karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak. “Isu lingkungan mempengaruhi kualitas hidup, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Jurnalis berperan dalam menyampaikan informasi yang relevan agar masyarakat bisa memahami dampaknya dan bertindak untuk menghadapinya,” ujarnya.
Isu lingkungan juga merupakan masalah global yang tidak mengenal batas negara. Kerusakan lingkungan di satu wilayah dapat menyebabkan dampak luas, seperti migrasi iklim, bencana alam, dan perubahan pola cuaca. Dalam hal ini, jurnalis bertindak sebagai penghubung informasi antara negara-negara, menyuarakan urgensi kolaborasi global untuk menangani masalah ini.
Selain itu, jurnalis memiliki tanggung jawab untuk meminta pertanggungjawaban dari entitas yang berkuasa atas polusi dan degradasi lingkungan. Dengan pelaporan investigasi, mereka dapat menyoroti praktik tidak etis dan mendorong perusahaan untuk lebih bertanggung jawab.
Jurnalis juga berperan dalam mengangkat suara masyarakat yang terpinggirkan, mendorong kebijakan dan praktik lingkungan yang adil dan merata. Melalui teknik bercerita yang efektif, mereka mengomunikasikan isu-isu lingkungan yang kompleks dan memberikan gambaran jelas tentang dampaknya. Sebuah studi dari University of Colorado Boulder menunjukkan bahwa bercerita adalah alat yang ampuh untuk mengubah sikap dan perilaku, dan dengan menampilkan kisah-kisah positif tentang restorasi dan keberlanjutan, jurnalis bisa memberikan visi penuh harapan untuk masa depan yang lebih baik.
“Karena sejatinya, jika alam hilang, maka tradisi juga akan hilang,” tutup Aris.