INIBORNEO.COM, Pontianak – Dalam upaya mendukung pendidikan digital, Indosat, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), mengumumkan fokusnya pada empat pilar, salah satunya adalah pendidikan digital. Menyadari bahwa pendidikan digital tidak hanya tentang pengembangan skill, Indosat melihat potensi dalam meningkatkan literasi digital terutama terkait penggunaan sosial media.
“Program CSR ini bukan hanya mengenai pengembangan talenta melalui pelatihan, tetapi juga tentang memahami bagaimana literasi digital dapat membuka peluang lebih dari sekadar pamer atau branding. Dalam konteks ini, Indosat meluncurkan kampanye “Bijak Berkreasi Tanpa Batas,” dengan harapan memberikan dampak positif melalui pemanfaatan sosial media,” kata AVP CSR Education & Community Development, Ajeng Kusumaning Ratri.
Ajeng juga menuturkan bahwa sebagai langkah konkrit dalam memberdayakan masyarakat, Indosat telah meluncurkan program Save Our Sosmed (SOS) tahun ini. Program ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang aman dan positif di media sosial, dengan fokus pada generasi muda.
Sejak tahun-tahun sebelumnya, Indosat telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan komunitas seni, untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya keamanan dan positivitas dalam menggunakan media sosial.
“Tahun ini, Indosat berharap mendapatkan setidaknya 500 sumbangan karya dari masyarakat, dengan target 2000 peserta dalam workshop yang melibatkan aspek kreatif dan literasi digital,” lanjutnya.
Indosat berkolaborasi dengan Narasi TV dalam kampanye SOS 2023 untuk mengakselerasi dampak positifnya. Kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada pembuatan film, tetapi juga melibatkan komunitas lokal di berbagai kota. Dengan harapan bahwa kesadaran yang dibangun dapat berkelanjutan, Indosat berkomitmen untuk mendukung sounding ke komunitas-komunitas Narasi TV, memastikan bahwa pesan positif tetap relevan dan berdampak jangka panjang.
Narasi TV, sebagai perusahaan media di era baru, menyadari perkembangan sosial media yang semakin maju. Dalam wawancara dengan narasinya, mereka menyoroti bahwa meskipun ada kemajuan positif, juga ada tren negatif yang perlu diperhatikan.
Jovial Da Lopez selaku Chief Creative Officer Narasi menekankan pentingnya pendekatan kritis terhadap informasi yang disajikan di media sosial, terutama untuk generasi muda yang rentan terhadap konten negatif.
“Harapan utamanya adalah nantinya awareness ini bisa di-sustainable pada akhirnya. Jadi karya-karya yang dihasilkan itu bisa dilihat tidak hanya ada di YouTube, tapi bisa sampai ke festival juga. Nah, nanti juga akan dibantu sama teman-teman narasi juga buat sounding ke komunitas-komunitasnya teman-teman narasi, sehingga awareness-nya gak cuma selesai di kegiatan ini, tapi masih lanjut sampai nanti-nanti,” ujar Jovi.
Selain itu, Vera Isnaini, seorang sineas lokal, membahas cara untuk mengangkat tema anti-hate speech dalam film. Menurutnya, tema ini memiliki potensi besar untuk dieksplorasi, terutama dengan melibatkan budaya lokal Pontianak. Dalam pandangannya, keindahan sinematografi dapat menjadi alat untuk menyampaikan pesan dan menarik perhatian penonton.
Vera memberikan pandangan terkait tren film di Pontianak, menyebutkan bahwa isu-isu gender, ras, dan kebudayaan menjadi fokus utama. Dengan festival film yang banyak mengarah ke Kalimantan, film-maker di Pontianak memiliki peluang untuk mengeksplorasi dan mengembangkan cerita-cerita yang mengangkat isu-isu tersebut.
“Pontianak memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kreativitas film yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan positif dan membangun kesadaran masyarakat,” ujar Vera.
Terakhir, Indosat, Narasi TV, dan Kak Vera, berharap agar kampanye “Bijak Berkreasi Tanpa Batas” dan festival film SOS Kampanye 2023 dapat membawa perubahan positif dalam penggunaan sosial media. Mereka menyoroti pentingnya kolaborasi, harapan agar gerakan ini menjadi berkelanjutan, dan dukungan dari media serta calon-calon filmmaker. Semua pihak mengajak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan digital yang positif dan berdampak jangka panjang.
SOS Kampanye 2023: Festival Film Pendek untuk Membangun Narasi Positif di Dunia Digital
Sebagai salah satu pilar penting dari program CSR, Indosat merasa perlu menciptakan sesuatu yang bermanfaat mengingat tantangan dan dampak negatif yang muncul seiring dengan perkembangan media sosial. Dengan kolaborasi bersama Narasi TV, mereka memulai kampanye “Bijak Berkreasi Tanpa Batas” dan mengubah SOS menjadi festival film pendek. Tema utamanya adalah “Bicara Baik di Digital dan Hindari Emosi Tanpa Substansi.”
Acara ini terbuka untuk mahasiswa dan umum, dengan dua kategori utama. Syarat-syarat teknisnya sangat terjangkau, dengan durasi film 5 hingga 10 menit, dapat dilakukan baik secara individu maupun kelompok, dan penggunaan perangkat sederhana seperti HP pun diperbolehkan.
Jadwal acara melibatkan berbagai kegiatan, termasuk online workshop pada tanggal 16 Desember untuk memberikan panduan terkait pembuatan film anti-hate speech. Pemilihan karya akan dilakukan hingga 18 Februari, dengan total hadiah sebesar Rp 50 juta.
Acara ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret untuk membentuk narasi positif di dunia digital, serta memberikan wadah bagi para pembuat film, terutama generasi muda, untuk berkreasi tanpa batas.
Untuk informasi lebih lanjut bisa kunjungi https://ioh.co.id/portal/id/ioh-csr-saveoursosmed.