INIBORNEO.COM, Pontianak – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah dinas Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan serta rumah dinas Bupati Mempawah, Erlina Ria Norsan. Selain itu, rumah pribadi milik Ria Norsan di Pontianak juga ikut digeledah.
Penggeledahan berlangsung pada Rabu dan Kamis, 24–25 September 2025, terkait penyidikan dugaan korupsi proyek peningkatan jalan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Mempawah tahun anggaran 2015.
“Penggeledahan dilakukan untuk mencari bukti tambahan terkait proyek jalan di Mempawah,” kata juru bicara KPK, Budi Prasetyo, dalam keterangan tertulis, Jumat (26/9/2025).
Menurut Budi, penyidik tengah mendalami aliran dana proyek yang diduga merugikan negara hingga Rp40 miliar. Fokus penyidikan meliputi mekanisme perencanaan, pengesahan anggaran, hingga pelaksanaan di lapangan.
Seorang ASN Kementerian PUPR, Desi Meriana, juga telah diperiksa sebagai saksi untuk menjelaskan perencanaan anggaran di Dinas PU Mempawah. “Kami ingin mengetahui proses perencanaan di daerah, pengesahan di pusat, serta bagaimana alur pencairan anggaran,” jelas Budi.
KPK menduga pencairan dana proyek melewati Kementerian Keuangan. Penelusuran ini penting untuk menelusuri keterlibatan pemerintah pusat dalam dugaan korupsi tersebut.
Sementara itu, mantan Bupati Mempawah menegaskan statusnya masih sebagai saksi. Ia membantah tudingan adanya dokumen proyek yang ditemukan di rumahnya, serta isu soal koper berisi barang bukti. “Tidak ada dokumen proyek ditemukan. Koper itu kosong, hanya berisi pakaian bekas untuk disedekahkan,” ujarnya.
Ia mengaku menghormati proses hukum dan siap kooperatif. “Apa yang ditanya saya jawab, apa yang diperlukan saya sampaikan. Sampai hari ini status saya masih saksi,” tegasnya.
KPK sendiri telah memanggil sembilan saksi terkait kasus ini. Lembaga antirasuah juga menyebut sudah ada tiga tersangka yang ditetapkan, terdiri dari dua pejabat publik dan satu pihak swasta. Namun identitas mereka belum diumumkan secara resmi.
