INIBORNEO.COM, Pontianak – Aktivitas pendakian di Gunung Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, ditutup sementara menyusul insiden meninggalnya seorang pendaki asal Pontianak akibat sambaran petir pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Penutupan diberlakukan untuk jalur pendakian melalui Dusun Sengkabang, Desa Suka Bangun, Kecamatan Sungai Betung, serta jalur dari Dusun Madi, Kecamatan Lumar.
“Penutupan ini bersifat sementara dan belum ditentukan sampai kapan. Mohon doa dan dukungan semua pihak,” ujar Anggu Perman, warga Sengkabang, saat dikonfirmasi, Selasa, 5 Agustus 2025.
Selain menutup jalur, warga setempat juga tengah mempersiapkan ritual adat cuci gunung atau sebuah prosesi spiritual untuk menghormati alam dan “membersihkan” lokasi pasca peristiwa yang dianggap membawa energi negatif.
“Ritual adat sedang dipersiapkan,” lanjut Anggu. Ritual ini diyakini mampu mengusir unsur-unsur jahat dari kawasan gunung, serta memohon keselamatan bagi warga dan tim yang terlibat dalam evakuasi korban.
Gunung Bawang dikenal sebagai kawasan sakral oleh masyarakat adat Dayak di Bengkayang. Pegunungan ini membentang sepanjang sekitar 18 kilometer, melintasi empat kecamatan, dan memiliki empat puncak utama yang masing-masing berada di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Puncak tertingginya, Bawang Raya, mencapai 1.490 mdpl.
Dalam kepercayaan masyarakat Dayak setempat, Gunung Bawang merupakan tempat keramat yang diyakini sebagai asal-usul para leluhur. Gunung ini juga dipercaya sebagai lokasi di mana para dewa atau Jubata turun ke dunia.