INIBORNEO.COM, Pontianak – ICRAF Indonesia menyelenggarakan Lokakarya Provinsi bertajuk “#PahlawanGambut – Terus Jaga Gambut: Rekam Jejak Peningkatan Pengelolaan Lahan Gambut dan Kapasitas Pemangku Kepentingan di Indonesia Melalui Peat-IMPACTS”, sebagai bagian dari rangkaian acara penutupan program Peat-IMPACTS di Kalimantan Barat. Acara ini diselenggarakan di Hotel Harris Pontianak, Kalimantan Barat, pada Kamis, 24 Oktober 2024.
Indonesia merupakan rumah bagi salah satu ekosistem gambut tropis terbesar di dunia, mencakup area seluas 24 juta hektar. Ekosistem ini memiliki peran penting dalam menyimpan karbon, menjaga keseimbangan hidrologis, dan berbagai jasa lingkungan penting sekaligus menjadi habitat bagi spesies yang terancam punah. Namun, pengelolaan lahan gambut yang tidak berkelanjutan, termasuk pembangunan drainase yang tidak terkendali, telah memicu kebakaran hutan dan lahan, dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Melalui Peat-IMPACTS, yang dimulai sejak tahun 2020, ICRAF Indonesia telah melakukan serangkaian riset aksi di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) terkait pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Proyek ini berfokus pada tata kelola lahan gambut yang baik, dengan mengurangi emisi dari kebakaran dan pengeringan lahan gambut, meningkatkan kapasitas petani gambut dalam rantai pasokan berkelanjutan, serta mendukung tata kelola iklim yang adil dan efektif melalui mekanisme investasi bersama dan ketersediaan pengetahuan mengenai restorasi gambut.
Feri Johana, Koordinator Peat-IMPACTS Indonesia menyatakan, “Momentum ini merupakan tahapan kecil dari kontribusi dalam peningkatan kapasitas pemangku kepentingan di Kalimantan Barat dalam tata kelola gambut.”
Ia melanjutkan bahwa sudah saatnya seluruh pihak dapat melanjutkan berbagai aksi nyata dalam pengelolaan gambut secara bijaksana dengan memperhatikan berbagai fungsinya dalam berbagai dimensi waktu dari jangka pendek hingga jangka panjang, sehingga lahan gambut akan terus dapat menopang penghidupan masyarakat Kalimantan Barat secara berkelanjutan.
Lokakarya dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, masyarakat desa, kelompok tani, guru dan akademisi, swasta, dan mitra NGO lainnya, yang berperan sebagai #PahlawanGambut. Pada kegiatan ini diserahkan “Dokumen Rekam Jejak Peat-IMPACTS” kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, serta penghargaan #PahlawanGambut Award kepada para pihak yang telah berjasa untuk ikut melestarikan gambut sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Sekretaris Dinas LHK Provinsi Kalimantan Barat, Amung Hidayat, yang hadir membuka acara mewakili Sekda Provinsi Kalimantan Barat, dalam sambutannya menyatakan apresiasinya terhadap program-program pengelolaan gambut yang telah dilaksanakan oleh ICRAF di Kalimantan Barat.
”Semoga apa yang sudah dibangun oleh ICRAF di Kalimantan Barat untuk pengelolaan gambut yang berkelanjutan ini, dapat kami teruskan kedepannya bersama para pihak yang ada di Kalimantan Barat,” ucapnya.
Acara lokakarya ini diharapkan menjadi momentum penting bagi para pemangku kepentingan di Kalimantan Barat dalam menjaga keberlanjutan ekosistem gambut serta mendukung pencapaian target nasional dalam mitigasi perubahan iklim. Keberhasilan dalam menjaga ekosistem gambut sangat bergantung pada peningkatan kapasitas di setiap sektor yang terlibat. Hal ini dapat diwujudkan melalui pelatihan teknis, lokakarya, dan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat lokal dalam menerapkan praktik pemanfaatan lahan gambut secara berkelanjutan.
Direktur ICRAF Indonesia, Andree Ekadinata, menyampaikan bahwa ekosistem gambut memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim, penyimpanan karbon, dan menjaga keanekaragaman hayati, yang juga mendukung kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
“Jika tidak dikelola dengan baik, dampaknya dapat menimbulkan bencana. Untuk membantu pengelolaan gambut yang berkelanjutan, ICRAF Indonesia melalui Peat-IMPACTS menjalankan kegiatan riset aksi yang dikenal sebagai #PahlawanGambut,” kata Andree.
Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pengelolaan lahan gambut berkelanjutan diharapkan dapat terus terjaga untuk mendukung mitigasi perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.