INIBORNEO.COM, Pontianak — Dalam mendukung NDC (Nationally Determined Contribution) terkait pengelolaan gambut berkelanjutan, ICRAF Indonesia melangsungkan proyek Improving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in Indonesia (Peat-IMPACTS). Proyek ini sudah berjalan sejak tahun 2020 di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.
Proyek ini juga bertujuan untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan target NDC, dengan mengurangi emisi dari kebakaran dan pengeringan lahan gambut, meningkatkan kapasitas petani gambut dalam rantai pasokan berkelanjutan, serta mendukung tata kelola iklim yang adil dan efektif melalui mekanisme investasi bersama dan ketersediaan pengetahuan mengenai restorasi gambut.
Indonesia sendiri memiliki ekosistem gambut tropis terbesar di dunia, yang penting untuk penyimpanan karbon, keseimbangan hidrologi, dan berbagai fungsi penopang kehidupan yang sayangnya tidak terkelola dengan baik.
Menjelang berakhirnya kegiatan Peat-IMPACTS pada Desember 2024, ICRAF menyelenggarakan acara penutup bertajuk “#PahlawanGambut – Terus Jaga Gambut: Rekam Jejak Peningkatan Pengelolaan Lahan Gambut dan Kapasitas Pemangku Kepentingan di Indonesia Melalui Peat-IMPACTS”. Acara ini berbentuk “Dialog Multipihak” yang diadakan pada Rabu (23/10).
Direktur ICRAF Indonesia, Andree Ekadinata, menyampaikan bahwa ekosistem gambut memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim, penyimpanan karbon, dan menjaga keanekaragaman hayati, yang juga mendukung kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
“Jika tidak dikelola dengan baik, dampaknya dapat menimbulkan bencana. Untuk membantu pengelolaan gambut yang berkelanjutan, ICRAF Indonesia melalui Peat-IMPACTS menjalankan kegiatan riset aksi yang dikenal sebagai #PahlawanGambut,” katanya.
Dialog ini dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, masyarakat desa, kelompok tani, serta guru dan murid yang berperan sebagai #PahlawanGambut. Pada kesempatan ini juga diserahkan secara simbolis penghargaan #PahlawanGambut Award & Dokumen Rekam Jejak kepada pemangku kepentingan kabupaten. Kegiatan diakhiri dengan rapat terbatas bersama jajaran OPD Kabupaten Kubu Raya untuk menyerahkan hasil-hasil Peat-IMPACTS kepada pemerintah setempat.
Pj Bupati Kubu Raya, Syarif Kamaruzaman, dalam sambutannya yang diwakilkan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kubu Raya, Tri Indriastuty, menyampaikan apresiasinya kepada ICRAF Indonesia dan para pihak yang telah bekerja keras melakukan upaya untuk membangun pengelolaan ekosistem gambut yang berkelanjutan di Kubu raya.
“Kami mengajak semua pihak dalam kegiatan Dialog Multipihak ini untuk berbagi pengalaman dan pandangan tentang pengelolaan lahan gambut selama proyek berlangsung, menyampaikan rekomendasi kebijakan serta praktik terbaik, menggalang kolaborasi untuk pengelolaan ekosistem gambut yang berkelanjutan, dan memperkuat komitmen dalam mendukung pencapaian target NDC Indonesia,” lanjut Tri.
Acara dialog multipihak ini diharapkan menjadi momentum penting bagi para pemangku kepentingan di Kubu Raya dalam menjaga keberlanjutan ekosistem gambut serta mendukung pencapaian target nasional dalam mitigasi perubahan iklim.
Keberhasilan dalam menjaga ekosistem gambut sangat bergantung pada peningkatan kapasitas di setiap sektor yang terlibat. Hal ini dapat diwujudkan melalui pelatihan teknis, lokakarya, dan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat lokal dalam menerapkan praktik pemanfaatan lahan gambut secara berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah penerapan praktik agrosilvofishery, yang mengintegrasikan kehutanan, pertanian, dan perikanan dalam satu ekosistem lahan gambut di Desa Sungai Radak Dua.
Koordinator Peat-IMPACTS Kalimantan Barat, Happy Hendrawan, dalam paparan utamanya menyampaikan bahwa sebagai lembaga penelitian yang fokus pada penelitian aksi, ICRAF memastikan semua hasil kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.
“Tujuan akhir dari proyek Peat-IMPACTS adalah mengembangkan sistem atau model berbasis pembelajaran dari implementasi program, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pendekatan, kerangka kerja, dan pelaksanaan di lapangan disesuaikan dengan rencana kerja yang telah disusun dan disepakati bersama para pemangku kepentingan sejak tahap awal perencanaan,” ujar Happy.
Happy juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, dan para pemangku kepentingan, serta masyarakat secara keseluruhan, yang telah menjalin kerja sama dengan baik selama proyek berjalan.