INIBORNEO.COM, Pontianak – Sanggar Hamiluhung adakan Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional pada 7 November 2023. Pagelaran ini merupakan bentuk menghargai teman-teman kesenian khususnya pada dalang di Indonesia serta para penabuh seni gamelan. Pagelaran dilaksanakan bukan semalam suntuk, namun setengah malam atau hingga jam 1 – 2 malam.
“Pada hari ini, tanggal 11 November 2023, kami melaksanakan pegelaran wayang dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional. Pagelaran ini ada 4 dalang, yakni saya sendiri, Alfian, sebagai pembuka, kemudian dilanjutkan oleh Ki Dalang Fa’i dan Ki Dalang Riki lalu akan ditutup oleh Ki Dalang Kus,” ungkap Alfian selaku salah satu dalang yang mengisi pangelaran.
Alfian menuturkan bahwa pagelaran tersebut akan membawakan cerita Babat Alas Wanomarto yang filosofi singkatnya bagaimana kita membangun sebuah negara dari nol dengan visi misi dan cita-cita yang baru. Karena wayang ini sudah menjadi warisan budaya maka jalan cerita dibawakan sudah bentuk versi baru dan sesuai dengan pakem yang telah diajarkan oleh dalang-dalang sebelumnya.
“Bisa dibilang ini adalah hari ulang tahun kita,” ucapnya.
Persiapan pagelaran wayang kulit ini dilakukan sekitar 3 minggu dengan jadwal latihan seminggu 2x oleh seluruh anggota Sanggar Hamiluhung. Sejak berdiri di tahun 2019, Sanggar Hamiluhung sampai saat ini rutin mengadakan pagelaran sebulan sekali, baik ada ataupun tidak ada perayaan. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk terus melestarikan seni budaya dan sebagai ajang latihan serta untuk menyalurkan hobi teman-teman pemain musik atau dalang-dalang muda yang ingin mengasah skill mereka.
“Kami biasanya ada pagelaran rutin yang dilakukan di sanggar atau di luar sanggar. Kalau acara di luar sanggar itu biasanya dilakukan semalam suntuk, namun kalau dilakukan di sanggar biasanya hanya setengah malam saja,” jelas Alfian.
Selain itu, Sanggar Hamiluhung juga sudah bekerjasama dengan SD terdekat untuk melatih siswa-siswa dalam pelajaran seni wayang dan menabuh gamelan. “Kami melatih siswa SD itu seminggu 2x dan khusus mereka meminta kami untuk melatih kelas 4 SD,” lanjutnya.
Alfian berharap bahwa dengan diadakannya jam pelajaran seni wayang dan gamelan, pihak sekolah bisa menambah kelas-kelas yang lain juga sehingga bukan hanya siswa, namun guru pun bisa tertarik pada seni wayang.
“Semoga kesenian budaya ini akan terus teregenerasi,” tutupnya.