INIBORNEO.COM, Sintang – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) memberikan kekhawatiran di tengah meningkatnya permintaan hewan ternak jelang Iduladha 2022. Di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, suplai hewan kurban masih membutuhkan pasokan dari luar.
“Data yang kita miliki, tahun 2021 yang lalu, kebutuhan hewan kurban umat muslim di Kabupaten Sintang saat Iduladha kurang lebih 670 ekor. Dari 670 itu, kita hanya mampu suplai hanya 300 ekor, sisanya sekitar 470 ekor harus didatangkan dari luar Sintang,” ucap Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Syarief Yasser Arafat, saat menghadiri Kegiatan Sosialisasi PMK di Pendopo Bupati Sintang pada Selasa, (14/6/2022).
Dia mengatakan, merebaknya kasus ternak yang terserang PMK harus disikapi dengan baik dan cepat. Pemkab Sintang sendiri telah membentuk gugus tugas dan dengan segera melaksanakan sosialisasi serta rapat-rapat.
“Ini yang harus kita antisipasi dengan baik. Tahun ini, covid-19 sudah melandai, maka kemungkinan akan terjadi peningkatan kebutuhan hewan kurban,” ucapnya.
- Baca Juga : Tim Advokasi KBB Nilai Hakim dan Jaksa Tidak Serius Mengadili Perkara Perusakan Masjid Ahmadiyah Sintang
Pihaknya memperkirakan, satu rumah ibadah memerlukan 3-4 ekor hewan kurban. Dari hitungannya itu, diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan hewan kurban sehingga suppali dari luar Sintang akan lebih besar di bandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Rata-rata akan didatangkan dari luar Sintang dan masalahnya di luar Sintang sudah banyak ditemukan kasus ternak yang terjangkit virus PMK ini” terang Syarief Yasser Arafat
Di sisa waktu yang tidka sampai satu bulan ini, pihaknya akan terus mensosialisasikan ciri-ciri ternak yang terserang PMK dan cara antisipasinya. “Kita perlu data hewan kurban di semua masjid dan surau. Asal ternaknya dari mana harus disampaikan ke pada gugus tugas sehingga petugas bisa mengecek kesehatan hewan kurban.” pungkas dia. (nurul)