INIBORNEO.COM, Kubu Raya – Sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan inklusi dan kesetaraan bagi anak-anak difabel, terutama yang bisu tuli, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah memulai program Training of Trainer (ToT) bahasa isyarat sejak 1 Oktober 2021. Program ini melibatkan para guru serta perwakilan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, menyatakan bahwa inisiatif ini bertujuan memastikan anak-anak difabel tidak terkecualikan dari pendidikan. Ia menegaskan bahwa pelibatan OPD akan memperluas interaksi sosial anak-anak difabel, sehingga mereka dapat berkomunikasi langsung saat berurusan dengan dinas tanpa memerlukan pendamping, karena staf dinas akan dilatih bahasa isyarat.
Muda juga menjelaskan bahwa program ToT ini akan berlangsung secara berkelanjutan, dengan melibatkan guru dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA. Diharapkan para guru yang terlibat dapat melatih rekan-rekan sejawatnya dalam pengajaran bahasa isyarat.
Muda menambahkan bahwa di masa depan, pihaknya berharap ada sekolah yang mampu menerima beberapa anak bisu tuli dan menyediakan kelas khusus agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu, pada tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya akan mewajibkan PAUD selama satu tahun sebelum anak-anak masuk SD, untuk mempersiapkan transisi yang lebih baik bagi mereka.
Ketua DPD gerakan untuk kesejahteraan tuna rungu Indonesia (Gerkatin) Provinsi Kalimantan Barat Juliar Imran mengatakan, dari Launching TOT ini kedepannya akan sangat membantu komunitasnya untuk memberikan sumbangsih pembangunan di Kalimantan Barat.
“Saya sangat apresiasi dengan komitmen Bupati Kubu Raya yang sudah mendukung sepenuhnya. Ini sangat penting di hari Bahasa Isyarat Internasional yang ada di Kalimantan Barat. Menjadi sesuatu yang spesial bagi kami,” ungkap Imran.
Kabid PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Dikbud Kubu Raya Asmil Ratna, S.Pd menjelaskan nantinya TOT ini akan melibatkan pihak Bisindo yang akan menjadi tim pengajar. Pada tahap ini pihaknya menargetkan utusan dari dinas-dinas pelayanan publik sebagai peserta pelatihan.
“TOT ini nanti kita akan membuka 2 kelas, dan dalam 1 kelas diisi 15 orang peserta. Dari 30 orang ini akan mendapatkan materi tingkat dasar dan lanjutan menengah,” jelasnya.
Diharapkan dengan momentum peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional di Kubu raya ini sebagai langkah yang baik untuk sesama, baik penyandang tuna rungu dan difabel lainnya di Kalimantan Barat.(*)