INIBORNEO.COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng universitas ternama dunia, Harvard University untuk menyelenggarkan program Digital Leadership Academy (DLA). Program tersebut akan menjaring 11 peserta terbaik memperoleh pelatihan dari Jhon F. Kennedy School of Government.
Kominfo dalam siaran persnya mengatakan pihak Harvard Kennedy School memberikan pelatihan program Digital Transformation in Government: Innovationg Public Policy dan Service.
Program itu tentang pemahaman mengenai ragam proses menuju transformasi digital dengan pendekatan Agile Management yakni pemahanan dalam menyusun rancangan skenario menuju transformasi digital berorientasi stakeholder untuk mencapai tujuan organisasi.
Target peserta pada program tersebut, kata Ferdinandus sebanyak 6 peserta. Program lain bersama Harvard Kennedy School adalah Leading Smart Policy Design yakni memberikan pemahaman dengan pendekatan multisektor untuk mempertimbangkan dampak ekonomi pada sebuah kebijakan.
“Topik ini mencakup pengenalan dan respon terhadap krisis, instrumen kebijakan dengan pendekatan ilmu ekonomi dan instrumen manajemen kebijakan publik. Target peserta mencapai 5 orang,” ujar Kabalitbang SDM kominfo Harry Budiarto dikutip Ini Borneo, Senin (16/8/2021).
Selain itu, program dengan tujuan meninkatkan kapasitas para aparatur pemerintah, akademisi, anggota parlemen dan swasta ini bekerjasama dengan Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) dan Tsinghua University Tiongkok.
NUS akan melatih 150 orang dalam lima batch pelatihan Digital Transformation: Smart City dan School of Public Policy and Management, Tsinghua University melatih sebanyak 110 peserta dengan tema Digital Transformation: Digital Business.
Adapun syarat peserta yang bisa mengikuti pelatihan dibuka pada 19 Agustus 2021 tersebut, meliputi:
1. Usia maksimal mendaftar 50 tahun bukti KTP/KK
2. Aparatur negara minimal setara JPT Pratama (eselon II)
3. Anggota parlemen menduduki jabatan ketua komisi atau wakil ketua komisi
4. Akademisi menduduki jabatan rektor/dekan/ketua/direktur/wakil direktur
5. Swasta minimal menduduki posisi chief-level
6. Pendidikan minimal S1 dari semua jurusan
7. Kemampuan bahasa Inggris pasif minimal (NUS, TsingHua)
8. Memiliki skor IELTS minimal 6,5/TOEFL 550 sertifikat (Harvard Kennedy School)
9. Menulis essay minat, motivasi dan tujuan mengikuti pelatihan sebanyak 600-750 kata.