INIBORNEO, Pontianak – Selama sepekan ke depan, terdapat delapan kabupaten di Kalimantan Barat yang berpotensi hujan lebat menurut prakiraan Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak. Karena itu, delapan daearah tersebut berpotensi terjadinya genangan, banjir ataupun longsor.
Kedelapan wilayah tersebut, yakni Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sekadau, Sanggau, Sambas, Bengkayang bagian utara, dan Landak bagian utara. Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Erika Mardiyanti menyebutkan, berdasarkan analisa garis angin pada ketinggian 3.000 feet, terdapat pola gangguan angin berupa pusaran angin tertutup ( eddy ) di Kalimantan Barat.
“Eddy ini bisa memicu terjadinya hujan lebat di wilayah Kalimantan Barat,” ungkapnya Selasa (16/10)
Sementara itu, wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya diprakirakan hujan ringan hingga sedang. Meski demikian, menurutnya perlu diwaspadai potensi terjadinya genangan, karena Pada tanggal 19 Oktober 2018 diprakirakan akan terjadi puncak pasang maksimum.
Di tambahkan oleh Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah, Wandayantolis, potensi munculnya jeda hujan akan mengakibatkan adanya peningkatan suhu udara. Berdasarkan pantauan selama lima hari terakhir ini (11-15 Oktober 2018), tercatat terjadinya suhu udara yang menyimpang sebesar (-1.0) – (0.5) ºC dari rata-ratanya. Suhu udara tertinggi sebesar 33.7ºC yang terdeteksi oleh Stasiun Meteorologi Pangsuma Kapuas Hulu.
“Curah hujan secara umum lebih tinggi dari normalnya. Akumulasi curah hujan sebesar 20 – 300 mm/pentad,” katanya.
Curah hujan pada lima hari tersebut, lanjut dia, secara umum mengalami peningkatan. Suhu permukaan laut (SST) di sekitar Kalimantan Barat yang menunjukkan anomali negatif ((-0.8) – (-0.2) ºC) namun tidak mempengaruhi peningkatan pertumbuhan awan di wilayah Kalimantan Barat. Hal ini menurutnya, dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adanya sirkulasi eddy di sekitar wilayah Kalimantan Barat sehingga potensi pertumbuhan awan konvektif meningkat.
Adapun untuk lima hari ke depan (16 -20 Oktober 2018), lanjut dia, secara umum curah hujan di wilayah Kalimantan Barat diprakirakan berkisar antara 10 – 70 mm/pentad dengan anomali negatif yang berarti lebih rendah dari normalnya. Peluang pembentukan awan hujan menurun pengaruh dari menurunnya suhu permukaan laut (SST) di sekitar wilayah Kalimantan Barat.
“Waspada terhadap potensi suhu udara yang lebih panas, terutama bagi yang akan melakukan kegiatan di luar ruangan serta adanya potensi jeda hujan di Kalimantan Barat,” pugkasnya.